Mohon tunggu...
Fauzan Annur
Fauzan Annur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fauzan

senang mencari hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 terhadap Sektor Pendidikan di Indonesia

18 Juli 2021   00:09 Diperbarui: 18 Juli 2021   00:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah satu tahun lebih penyebaran virus Covid-19 melanda Indonesia. Hal ini membawa dampak besar bagi banyak sektor yang semula berjalan baik-baik saja, khususnya dalam sektor pendidikan. Pembelajaran yang semula dilakukan di sekolah kini dilakukan di rumah melalui sistem dalam jaringan atau biasa yang kita sebut dengan daring. Pemerintah masih melakukan berbagai upaya agar sistem pembelajaran dapat kembali normal.

     Pembelajaran sistem daring yang diterapkan oleh pemerintah menuai pro dan kontra bagi masyarakat Indonesia. Keduanya dilatarbelakangi beberapa alasan yang menjadi pandangan dari masing-masing individu. Masyarakat yang pro dengan kebijakan ini didukung oleh dampak positif yang dirasakan selama sistem pelajaran daring, di antaranya:

  • Melatih Kemandirian Dalam Proses Belajar.
    Biasanya, pembelajaran yang dilakukan di sekolah lebih mengutamakan kerjasama melalui sistem kerja kelompok, sedangkan pembelajaran sistem daring kita dituntut menjadi pelajar yang mandiri, mengerjakan tugas secara sendiri-sendiri, dan aktif dalam mencari bahan-bahan pelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing.
  • Biaya Lebih Terjangkau.
    Biaya yang dikeluarkan untuk sistem belajar di rumah ini bisa dikatakan lebih murah, karena hanya membutuhkan ponsel dan kuota saja. Saat ini pun pemerintah memberi subsidi berupa kuota kepada siswa di Indonesia, biaya SPP dimurahkan karena para siswa belajar di rumah dengan menggunakan sistem daring dan tidak lagi datang ke sekolah.
  • Referensi yang lebih luas.
    Pembelajaran sistem jarak jauh ini dapat membuat siswa memahami sesuatu dengan referensi yang luas dan jelas. Siswa bisa mencari referensi melalui situs pencarian, seperti Wikipedia, Brainly, Youtube, dll. Siswa tidak dituntut untuk memahami sesuatu hanya dengan buku saja. Kebebasan dalam mengakses bahan pelajaran menjadi lebih luas bagi siswa, sehingga mereka dapat lebih memiliki pemikiran yang luas dan terbuka.
  • Lebih Mengutamakan Protokol Kesehatan.
    Pemerintah mengeluarkan kebijakan sistem pembelajaran dalam jaringan agar menekan penyebaran virus covid-19. Hal ini dikarenakan sekolah menjadi tempat paling rentan terkena virus Covid-19. Kontak langsung antar murid dan guru saat di sekolah dapat meningkatkan penyebaran virus. Sistem pembelajaran daring dianggap mampu menjaga siswa dari bahayanya virus Covid-19 ini.
  • Orang Tua Dapat Mengontrol Perkembangan anak.
    Pembelajaran daring yang dilakukan di rumah membuat orang tua dapat mengontrol perkembangan anak. Berbeda dengan pembelajaran di sekolah di mana orang tua hanya mampu mengontrol anak melalui komunikasi dengan guru. Sekarang, mereka dapat memantau perkembangan pendidikan anak di rumah.

Di samping alasan-alasan positif di atas, sebagian besar orang juga memiliki pendapat yang kontra terhadap sistem pembelajaran jarak jauh atau daring ini. Pandangan mereka dilatarbelakangi oleh dampak negatif yang dirasakan dari sistem pembelajaran daring di antaranya:

  • Kurangnya Interaksi Guru dan Siswa.
    Saat pembelajaran sistem daring dimulai, siswa wajib menyalakan kamera ponsel atau laptop agar guru bisa memantau kegiatan apa yang dilakukan siswa. Namun, masih ada beberapa siswa yang tidak menyalakan kameranya saat pembelajaran daring berlangsung. Hal ini tentu saja menyebabkan guru tidak bisa memantau apa yang sedang dilakukan siswa.
  • Sulit Memahami Isi Materi.
    Siswa sulit memahami suatu materi dengan kurun waktu yang sebentar. Pembelajaran sistem daring ini menuntut siswa untuk mengerti suatu materi dalam waktu yang cepat. Ditambah lagi, tingkat pemahaman siswa berbeda-beda, ada yang baru mengerti apabila diajarkan secara langsung dan tidak mampu menangkap materi dengan sistem pembelajaran daring.
  • Pembelajaran Bergantung Pada Sinyal.
    Sinyal menjadi sangat penting dalam menunjang sistem pembelajaran daring. Tidak heran apabila siswa menjadi jengkel, ketika guru sedang menjelaskan suatu materi tiba-tiba sinyal tidak stabil, akibatnya penjelasan dari guru tersebut tidak bisa terdengar dengan jelas dan siswa tidak menangkap apa yang sedang dijelaskan oleh guru.
  • Rasa Bosan Saat Belajar Sistem Daring.
    Hal ini harus diwaspadai oleh guru, karena sistem pembelajaran ini berpeluang besar membuat para siswa merasa mudah bosan. Para guru harus membuat inovasi baru dalam mengajar agar siswa tidak mudah bosan ketika pembelajaran daring dimulai.
  • Proses Belajar yang Kurang Maksimal.
    Guru tidak bisa memantau seluruh aktivitas yang dilakukan siswa, hal ini membuat proses pembelajaran sistem daring menjadi kurang efektif dilakukan karena siswa lebih mudah melakukan kecurangan saat ujian dengan cara menjelajahi situs lainnya untuk menemukan jawaban dari soal tersebut.

     Ada banyak pendapat pro dan kontra yang mendasari pandangan orang-orang terhadap sistem pembelajaran daring. Sistem pembelajaran ini memiliki dampak positif dan negatif. Orang tua, guru, dan pemerintah memiliki peran penting untuk melancarkan kegiatan pembelajaran daring di rumah. Masing-masing memiliki perannya, orang tua memberi dukungan secara penuh terhadap para siswa, guru yang dengan senang hati memberikan semua ilmunya, dan pemerintah yang perlu memberikan bantuan berupa kuota internet terhadap siswa.

Referensi

Hidayah, N. (2020). Dampak Sistem Pembelajaran Daring Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Pada Masa Pandemi COVID 19 di SDN 3 Sriminosari. As-Salam I, IX(2), 189-206.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun