Di Kabupaten Tulungagung luas lahan persawahan menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) 2018 seluas 27.616 Ha, terdiri dari 23.095 sawah irigasi dan 4.521 sawah non-irigasi, atau seluas 26% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung. Dengan luas lahan persawahan dan produksi yang cukup besar inilah yang menjadikan Kabupaten Tulungagung diandalkan sebagai salah satu lumbung pangan nasional di Jawa Timur.Â
Bersama dengan lima kabupaten lain di Jawa Timur, yakni Kabupaten Jember, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Tuban, lahan-lahan pertanian ini mendapat perhatian khusus karena adanya situasi yang mengancam ketahanan pangan negara berupa wabah virus Covid-19. Pentingnya ketahanan pangan di situasi saat ini membuat masa tanam padi menjadi dipercepat agar dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional di situasi sulit ini. Bahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pun ikut memantau langsung kondisi percepatan masa tanam di kabupaten yang terkenal dengan julukan Kota Marmer ini.
Tak hanya itu, oleh pemerintahan setempat sendiri, rupanya ketahanan pangan ini menjadi perhatian khusus juga. Baru-baru ini, Dinas Ketahanan Pangan di Kabupaten Tulungagung, melaksanakan kegiatan pembangunan lumbung pangan, rumah penggilingan padi (RMU), dan juga lantai jemur di beberapa wilayah di kabupaten tersebut. Keberadaan fasilitas-fasilitas ini tentu sangat berguna untuk mendukung ketersediaan dan juga akses pangan masyarakat mengingat fungsi dari lumbung pangan ini sebagai cadangan pangan.
Perhatian akan pertanian di kabupaten ini nampaknya juga datang dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian yang pernah memberikan bantuan berupa pembiayaan, asuransi, pupuk bersubsidi, benih-benih unggul, hingga alat mesin pertanian (alsintan), yang totalnya hingga ratusan miliar rupiah. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan tak hanya dapat meningkatkan hasil pertanian di wilayah ini, namun juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.
Namun, karena cuaca di Indonesia yang tidak menentu akhir-akhir ini, kelangsungan hidup tanaman-tanaman tersebut dapat terancam. Pada Februari lalu saja, persawahan di Kabupaten Tulungagung banyak yang terendang banjir. Luas lahan terendam bahkan mencapai 876 Ha. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan karena beresiko untuk gagal panen.Â
Dalam kasus yang lumrah terjadi dalam pertanian ini, Dinas Pertanian sudah menyiapkan solusi akan musibah ini kepada petani-petani yang terdampak berupa asuransi petani. Asuransi ini digunakan apabila ada kerusakan pada lahan-lahan pertanian maka akan ada penggantian akan kerusakan tersebut. Selain itu, ada juga bantuan berupa benih kepada petani yang sawahnya terendam dan mengharuskan untuk menanam ulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H