Mohon tunggu...
Janu Kuki
Janu Kuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ketua RT Tandingan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Setelah Nonton Debat Capres Pendukung Jokowi Pilih Nomer Urut Satu

10 Juni 2014   22:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:22 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi saya untuk menyaksikan acara debat capres/cawapres kemarin di SCTV menjadi sesuatu yang cukup dilematis karena saya harus merayu-rayu istri yang menjadi rada sewot karena harus mengalah tak menonton tayangan film drama Korea favoritnya di chanel One TV Asia – Indovision - maklum kami cuma punya televisi satu. Meskipun sebenarnya saya sadar betul, dua atau tiga jam setelah tayangan debat ini berakhir, video klipnya secara utuh bakal muncul di situs youtube, siap ditonton berulang-ulang dan malah sudah bebas dari konten iklan, namun karena ingin mengetahui perdebatan capres tersebut pada kesempatan pertama maka saya berkeras untuk menontonnya saat itu juga.

Sebelumnya dengan ketegasan tanpa ragu saya ingin menjelaskan bahwa saya adalah pendukung capres/cawapres Jokowi-Jusuf Kalla. Nah, melalui debat capres/cawapres inilah justru saya ingin mengetahui pernyataan-pernyataan dari capres/cawapres Prabowo-Hatta Rajasa menyangkut tema debat yang diusung, yang mana tentunya akan dikaitkan dengan pernyataan-pernyataan dari para partai politik yang berkoalisi menjadi pendukungnya. Sebagaimana diketahui bahwa ada pernyataan petinggi partai PKS yang ingin membubarkan KPK, ada pula pernyataan ormas pendukung Prabowo-Hatta yang ingin membubarkan Densus 88, serta penerapan Perda Syariah Islam di Bumi Bhinneka Tunggal Ika, dan lain-lainnya. Saya juga sangat ingin mengetahui alasan yang lebih spesifik mengapa Manifesto Partai Gerindra menyatakan bahwa Pengadilan HAM merupakan sesuatu yang berlebihan.

Sayangnya acara debat yang dipandu moderator yang tampil kaku dan kikuk ini sama sekali tidak menguak tabir dan hal-hal yang sangat banyak dikupas di media sebagai akibat dari maraknya perdebatan pro kontra para masing-masing pendukung. Padahal sang moderator mengaku pertanyaannya  dikelola dari banyak pertanyaan dan perdebatan yang beredar di masyarakat. Tapi koq malah yang diangkat adalah penyampaian visi misi ya ? Tadinya saya berasumsi debat akan berjalan seru karena mungkin akan mengungkap banyak hal yang ingin diketahui rakyat  : yaitu segala hal yang pernah dipublikasi oleh masing-masing tim sukses dan relawan para pendukungnya. Sayangnya sepanjang acara debat yang dibahas visi misi melulu, maka jadilah acara debatnya berubah membosankan, selain karena moderatornya kaku, jawaban Prabowo-Hatta sangat normatif, jawaban Jokowi-Jusuf Kalla pun meski lebih solutif namun tidak banyak mengeksplorasi terobosan sebagaimana biasanya karena terbelenggu oleh pertanyaan moderator yang terlalu garing.

Mungkin jika yang dibahas merupakan opini-opini yang berkembang di masyarakat termasuk pernyataan kampanye hitam dyang ekstrem sekalipun, maka saya yakin debat kemarin dapat dijadikan sebagai wadah klarifikasi bagi para pasangan capres/cawapres yang tentunya dapat meredam berkembangnya isu dan kampanye hitam, selain itu sekaligus juga dapat menjadi wadah penyataan janji-janji manis yang lebih spesifik, tidak dikemas dalam retorika visi misi yang normatif, sehingga bila memang ada target untuk mengalihkan pendukung dari capres tertentu ke capres lainya bukan tidak mungkin hal tersebut dapat terwujud. Tapi sayang itu tidak terjadi dalam debat kemarin, bahkan kaum Golput yang ikutan nonton pun rasanya belum goyah pendiriannya untuk ikutan memilih, karena mungkin tidak ada pernyataan yang jelas-jelas membangun keberpihakan pada salah satu capres/cawapres.

Sekali lagi saya jelaskan : saya adalah pendukung Jokowi-Jusuf Kalla, capres/cawapres nomer urut dua. Sekali lagi juga saya tegaskan tujuan saya menyaksikan debat ini adalah ingin mengetahui apa-apa yang disampaikan Prabowo-Hatta Rajasa capres/cawapres nomer urut satu dalam debat capres kemarin, yang ternyata setelah menyakisikan acara debat tersebut saya nilai sama sekali tidak mencapai pemahaman yang spesifik pada pertanyaan yang dilontarkan serta tidak ada wacana yang bersifat solusi pada masalah yang sudah ada, pernyataan Prabowo-Hatta Rajasa terlalu bias kemana-mana, sehingga saya tidak dapat menemukan hubungan-hubungan antara perkataan Prabowo-Hatta dengan kepentingan atau pernyataan-pernyataan para partai politik dan ormas-ormas yang berkoalisi bersamanya.

Karena acara debat capres kemarin yang ternyata tidak mengasyikan dan bila pada acara debat selanjutnya nanti kedua capres/cawapres masih akan terkungkung pada pemaparan visi misi, saya rasa acara debat kedua, ketiga dan seterusnyapun akan sama-sama tidak seru. Acara debat ini hanya akan menjadi wadah untuk menunjukan seberapa banyak pendukung yang hadir di gedung tempat penyelenggaraan debat, seberapa kencang tepuk-tangan para pendukung berbunyi. Ini bukan acara debat, tapi acara pemaparan visi misi para capres/cawapres yang ditayangkan lewat televisi supaya dapat diketahui masyarakat hingga ke pelosok desa, yang mana menurut saya capres/cawapres Jokowi-Jusuf Kalla sudah lebih sering melakukannya langsung ke masyarakat melalui blusukan.

Dengan memperkirakan debat capres selanjutnya tidak akan jauh debat capres pertama (alias tidak menarik) maka saya pikir bila ada acara debat capres lagi dan bentrok dengan waktu tayang film Korea kesayangan istri, maka saya akan mengalah. Tapi,,,, bila acara debat capres selanjutnya bentrok dengan waktu tanya siaran Piala Dunia 2014, maka saya akan pilih nonton bola.

Karena itu setelah menyaksikan acara debat capres/cawapres yang pertama di televisi kemarin malam yang begitu doang, dengan tegas saya nyatakan bahwa saya pendukung Jokowi-Jusuf Kalla akhirnya LEBIH MEMILIH NOMER URUT SATU DARI GRUP A yaitu Tim Brazil.

Teriakan GOOOLLLL,,,, tapi jangan GOLPUT !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun