Mohon tunggu...
januaryputra
januaryputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Air Bersih untuk Semua: Pilar kesehatan lingkungan

21 Desember 2024   14:41 Diperbarui: 21 Desember 2024   14:41 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Air bersih adalah kebutuhan mendasar yang paling penting bagi  kehidupan manusia. sebagai komponen utama dalam mendukung kesehatan, air yang aman untuk dikonsumsi mendukung berbagai aktivitas vital, seperti minum, memasak, dan menjaga kebersihan. Namun, ketersediaan air bersih ini menjadi masalah besar di negara negara lain, termasuk Indonesia. Ketidakseimbangan dalam distribusi dan kualitas air sering kali memicu berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan infeksi kulit. Oleh sebab itu, memastikan akses air bersih bagi semua orang adalah langkah krusial untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

Air yang terkontaminasi oleh patogen, zat kimia berbahaya, atau limbah domestik dan industri dapat memberikan dampak serius pada kesehatan manusia. Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO), 2 miliar orang di dunia masih menggunakan air kotor dan bercampur kotoran manusia. Kondisi ini menyebabkan lebih dari 485 ribu kematian setiap tahunnya akibat diare yang diakibatkan oleh buruknya sanitasi air. sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 memperlihatkan ada sekitar 87,55% keluarga yang mempunyai jalan pintas  ke sumber air minum yang layak. Fakta ini menunjukkan urgensi untuk meningkatkan distribusi air bersih ke seluruh wilayah.

Beragam kendala dihadapi dalam penyediaan air bersih, termasuk pencemaran lingkungan, degradasi ekosistem, dan perubahan iklim. Limbah rumah tangga dan industri yang tidak diolah dengan baik kerap mencemari sungai dan danau, yang menjadi sumber utama air minum bagi banyak daerah. Selain itu, deforestasi dan pembangunan kota yang tidak terkendali mengurangi kemampuan alam untuk menyerap dan menyaring air. Perubahan iklim juga memperparah masalah ini dengan mengubah pola curah hujan dan meningkatkan risiko kekeringan di beberapa wilayah.

Refrences

1.World Health Organization. (2022). Drinking-water. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/drinking-water

2.Badan Pusat Statistik. (2021). Persentase Rumah Tangga dengan Akses ke Sumber Air Minum Layak. Retrieved from https://www.bps.go.id

3.United Nations. (2023). Water Action Decade 2018--2028. Retrieved from https://www.un.org/waterforlifedecade

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun