Kalau anda berkesempatan mengunjungi Korea, hampir bisa dipastikan anda akan menemukan satu kuliner khas Korea yaitu kimchi. Kimchi merupakan makanan tradisional Korea, yang terbuat dari sayuran hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Dulunya kimchi ini diolah sebagai persediaan makanan saat musim dingin. Namun saat ini kita bisa dengan mudah menemukan jenis makanan ini meskipun selain musim dingin. Saya sendiri mengenal kimchi ini saat berkunjung ke Korea beberapa bulan yang lalu. Staf KOICA, lembaga sponsor perjalanan saya ke Korea, sangat merekomendasikan jenis makanan ini. Belum ke Korea kalau belum makan kimchi, begitu katanya. Dan hasilnya, wow.... Bagi lidah saya yang murni bercita rasa Jawa Timur ini makanan ini rasanya tidak karuan. Kalau dideskripsikan rasanya pedas plus asem banget, orang jawa bilang kecut pol! Walau begitu saya coba ngenak-ngenakno karena bagaimanapun juga kimchi ini termasuk makanan sehat, karena bahan berbahan dasar sayur. Bahkan menurut salah satu sumber, oleh Health Magazine Kimchi disebut sebagai satu dari lima makanan tersehat di dunia. [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Ini dia tampilan si Pedas-Asam : Kimchi"][/caption]
Highly Recommended Cuisine : CUKUMI
Ingat-ingat ya lafalnya, persis yang seperti yang tertulis di atas. Sebenarnya ada beberapa jenis kuliner khas Korea yang masuk kategori patut dicoba, alias maknyus. Di antaranya sup ayam ginseng, orang Korea menyebutnya Samgyetang. Terbuat dari daging ayam utuh yang diisi ginseng, hedysarum, nasi manis, jojoba, bawang putih dan kacang berangan. Disajikan saat masih sangat panas membuat anda harus ekstra hati-hati supaya lidah anda tidak kepanasan. Untuk menikmati makanan ini saya sarankan tidak memesannya pada saat anda diburu waktu. Paling tidak anda harus punya waktu satu dua jam untuk bisa menikmati Samgyetang ini. Karena saat hangat makanan ini memang benar-benar mak nyes. Lidah Jawa Timur saya rasanya cocok dengan makanan ini. Sayangnya saya tidak menemukan saus sambal yang biasanya kita temukan di warung-warung yang menyediakan menu soto lamongan atau rawon. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Ayam Ginseng yang lezat.. Hmmm yummy...."]
[caption id="" align="aligncenter" width="354" caption="Sate Korea, tanpa tusuk tentunya..."]
[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Tampilan awal menu andalan : Cukumi"][/caption]
Bahan dasar cukumi adalah octopus alias gurita. Disajikan bersama dengan sayuran, saus, dan tidak lupa si pedas-asem kimchi, gurita tersebut dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan bumbu rempah. Lalu dalam keadaan mentah gurita itu diletakkan di atas tungku yang ada di meja untuk dipanggang, jadi pengolahannya mirip sate.
Saya sarankan bagi anda yang tergolong orang yang mudah merasa jijik tidak perlu melihat proses pengolahan awal dari makanan ini. Karena disajikan dalam keadaan mentah maka tentakel dari si gurita itu terkesan (maaf kalau kurang pantas) seperti cacing atau usus ayam. Namun saat daging gurita tersebut mulai matang maka aromanya akan mengundang lambung anda keroncongan. Sambil menunggu si cukumi matang anda bisa menikmati kimchinya.
Nah, setelah matang silahkan menikmati, rasanya nikmat! Persis seperti cumi-cumi bakar yang biasa kita temui di warung-warung sea food dengan cita rasa yang khas. Rempah-rempah yang dicampur bersama dengan gurita itu benar-benar memberikan cita rasa yang gurih, asam dan pedas. Tapi hati-hati, apabila si pelayan terlihat menawarkan untuk menambahkan bumbu rempah berwarna merah ke cukumi anda, saya sarankan anda untuk menggeleng saja karena tidak semua orang Korea mengerti Bahasa Inggris, hampir kebanyakan malah. Apabila anda mengangguk maka akibatnya seperti rekan-rekan saya, kepedasan luar biasa.. seperti foto ini
[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Kelenger karena cukumi"][/caption]
Selamat berwisata kuliner........!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H