Mohon tunggu...
JANUAR DWI PURWANTO
JANUAR DWI PURWANTO Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Adalah seorang ayah dengan tiga orang anak, saat ini berprofesi sebagai PNS. Dengan latar belakang di bidang psikologi dan sebagai HR Profesional saya ingin berbagi sudut pandang dengan pembaca kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ke Korea, Cobalah Cukumi

16 Juni 2012   05:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:55 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate Korea, tanpa tusuk tentunya...

Kalau anda berkesempatan mengunjungi Korea, hampir bisa dipastikan anda akan menemukan satu kuliner khas Korea yaitu kimchi. Kimchi merupakan makanan tradisional Korea, yang terbuat dari sayuran hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Dulunya kimchi ini diolah sebagai persediaan makanan saat musim dingin. Namun saat ini kita bisa dengan mudah menemukan jenis makanan ini meskipun selain musim dingin. Saya sendiri mengenal kimchi ini saat berkunjung ke Korea beberapa bulan yang lalu. Staf KOICA, lembaga sponsor perjalanan saya ke Korea, sangat merekomendasikan jenis makanan ini. Belum ke Korea kalau belum makan kimchi, begitu katanya. Dan hasilnya, wow.... Bagi lidah saya yang murni bercita rasa Jawa Timur ini makanan ini rasanya tidak karuan. Kalau dideskripsikan rasanya pedas plus asem banget, orang jawa bilang kecut pol! Walau begitu saya coba ngenak-ngenakno karena bagaimanapun juga kimchi ini termasuk makanan sehat, karena bahan berbahan dasar sayur. Bahkan menurut salah satu sumber, oleh Health Magazine Kimchi disebut sebagai satu dari lima makanan tersehat di dunia. [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Ini dia tampilan si Pedas-Asam : Kimchi"][/caption]

Highly Recommended Cuisine : CUKUMI

Ingat-ingat ya lafalnya, persis yang seperti yang tertulis di atas. Sebenarnya ada beberapa jenis kuliner khas Korea yang masuk kategori patut dicoba, alias maknyus. Di antaranya sup ayam ginseng, orang Korea menyebutnya Samgyetang. Terbuat dari daging ayam utuh yang diisi ginseng, hedysarum, nasi manis, jojoba, bawang putih dan kacang berangan. Disajikan saat masih sangat panas membuat anda harus ekstra hati-hati supaya lidah anda tidak kepanasan. Untuk menikmati makanan ini saya sarankan tidak memesannya pada saat anda diburu waktu. Paling tidak anda harus punya waktu satu dua jam untuk bisa menikmati  Samgyetang ini. Karena saat hangat makanan ini memang benar-benar mak nyes. Lidah Jawa Timur saya rasanya cocok dengan makanan ini. Sayangnya saya tidak menemukan saus sambal yang biasanya kita temukan di warung-warung yang menyediakan menu soto lamongan atau rawon. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Ayam Ginseng yang lezat.. Hmmm yummy...."]

Ayam Ginseng yang lezat.. Hmmm yummy....
Ayam Ginseng yang lezat.. Hmmm yummy....
[/caption] Jenis kuliner yang lain adalah Bulgogi yang berarti daging api. Bulgogi merupakan potongan daging sapi yang dipanggang dengan kecap, minyak wijen, bawang putih, bawang bombai dan lada hitam. Kuliner ini akan sering anda temui, menu ini biasa disajikan restoran hotel untuk menu sarapan pagi anda. Bagi anda yang muslim, rasanya menu ini termasuk menu aman yang bisa kita konsumsi. Rasanya cukup familiar dengan lidah Indonesia. Kurang lebih bisa dipadankan dengan sate, hanya saja dengan potongan daging yang tipis-tipis dan tanpa tusuk tentunya.

[caption id="" align="aligncenter" width="354" caption="Sate Korea, tanpa tusuk tentunya..."]

Sate Korea, tanpa tusuk tentunya...
Sate Korea, tanpa tusuk tentunya...
[/caption] Dan tentu bintang dari tulisan ini adalah "Cukumi". Sebelum saya deskripsikan, coba perhatikan foto ini

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Tampilan awal menu andalan : Cukumi"][/caption]

Bahan dasar cukumi adalah octopus alias gurita. Disajikan bersama dengan sayuran, saus, dan tidak lupa si pedas-asem kimchi, gurita tersebut dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan bumbu rempah. Lalu dalam keadaan mentah gurita itu diletakkan di atas tungku yang ada di meja untuk dipanggang, jadi pengolahannya mirip sate.

Saya sarankan bagi anda yang tergolong orang yang mudah merasa jijik tidak perlu melihat proses pengolahan awal dari makanan ini. Karena disajikan dalam keadaan mentah maka tentakel dari si gurita itu terkesan (maaf kalau kurang pantas) seperti cacing atau usus ayam. Namun saat daging gurita tersebut mulai matang maka aromanya akan mengundang lambung anda keroncongan. Sambil menunggu si cukumi matang anda bisa menikmati kimchinya.

Nah, setelah matang silahkan menikmati, rasanya nikmat! Persis seperti cumi-cumi bakar yang biasa kita temui di warung-warung sea food dengan cita rasa yang khas. Rempah-rempah yang dicampur bersama dengan gurita itu benar-benar memberikan cita rasa yang gurih, asam dan pedas. Tapi hati-hati, apabila si pelayan terlihat menawarkan untuk menambahkan bumbu rempah berwarna merah ke cukumi anda, saya sarankan anda untuk menggeleng saja karena tidak semua orang Korea mengerti Bahasa Inggris, hampir kebanyakan malah. Apabila anda mengangguk maka akibatnya seperti rekan-rekan saya, kepedasan luar biasa.. seperti foto ini

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Kelenger karena cukumi"][/caption]

Selamat berwisata kuliner........!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun