Mohon tunggu...
Januarius Yoseph Nana
Januarius Yoseph Nana Mohon Tunggu... Guru - SMP Negeri Satu Atap Raymea

Menulis merupakan partikel kecil dalam melukis kenangan, membuat sejarah, membentuk karakter. Dengan menulis pula kreasi kita tidak mengenal batas. Salam satu pena ✒

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.j.1 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

25 Oktober 2024   09:04 Diperbarui: 25 Oktober 2024   09:10 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Ing Ngarso Sung Tuladha (Di Depan Menjadi Contoh)

  • Teladan yang Konsisten: Seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik dalam segala hal. Ketika mengambil keputusan, pemimpin harus memastikan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang diyakini dan diteladaninya.
  • Transparansi dalam Pengambilan Keputusan: Proses pengambilan keputusan harus transparan. Pemimpin perlu menjelaskan alasan di balik setiap keputusan yang diambil, sehingga dapat menjadi contoh bagaimana berpikir kritis dan rasional.
  • Akuntabilitas: Pemimpin harus siap bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil. Ini menunjukkan bahwa pemimpin berani mengambil risiko dan siap menghadapi konsekuensinya.

2. Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Membangun Semangat)

  • Memfasilitasi Partisipasi: Pemimpin tidak hanya mengambil keputusan sendiri, tetapi juga melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan. Ini akan menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.
  • Menghargai Pendapat Lain: Pemimpin harus terbuka terhadap ide-ide baru dan pendapat yang berbeda. Dengan demikian, keputusan yang diambil akan lebih komprehensif dan mengakomodasi berbagai perspektif.
  • Memberikan Motivasi: Pemimpin harus mampu memotivasi timnya untuk mendukung keputusan yang telah diambil. Ini akan menciptakan sinergi dan semangat kerja yang tinggi.

3. Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan)

  • Mendukung dan Membimbing: Setelah keputusan diambil, pemimpin harus memberikan dukungan dan bimbingan kepada timnya dalam melaksanakan keputusan tersebut.
  • Evaluasi Berkala: Pemimpin perlu melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat apakah keputusan yang diambil sudah efektif atau belum. Jika perlu, pemimpin harus siap untuk melakukan penyesuaian.
  • Memberdayakan Orang Lain: Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberdayakan orang lain. Dengan memberikan kepercayaan dan kesempatan, pemimpin akan melahirkan pemimpin-pemimpin baru.

Dalam konteks pengambilan keputusan, filosofi Pratap Triloka mengajarkan kita bahwa seorang pemimpin harus:

  • Berorientasi pada nilai-nilai: Setiap keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai yang baik dan benar.
  • Partisipatif: Melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan.
  • Transparan: Terbuka dan jujur dalam menjelaskan alasan di balik setiap keputusan.
  • Akuntabel: Bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil.
  • Motivator: Mampu memotivasi dan menginspirasi orang lain.
  • Pendukung: Memberikan dukungan dan bimbingan kepada timnya.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Pratap Triloka, seorang pemimpin tidak hanya akan mengambil keputusan yang tepat, tetapi juga akan mampu membangun hubungan yang kuat dengan timnya dan mencapai tujuan organisasi.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai pribadi adalah keyakinan mendasar yang kita pegang teguh tentang apa yang benar, penting, dan berharga. Nilai-nilai ini terbentuk dari berbagai faktor, seperti keluarga, lingkungan sosial, pendidikan, pengalaman hidup, dan keyakinan agama. Nilai-nilai inilah yang menjadi kompas moral kita dalam menjalani hidup, termasuk saat mengambil keputusan.

Pengaruh Nilai-nilai Pribadi terhadap Pengambilan Keputusan:

  1. Sebagai Filter: Nilai-nilai pribadi bertindak sebagai filter dalam memproses informasi dan alternatif pilihan. Kita cenderung memilih opsi yang sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini. Misalnya, jika seseorang sangat menghargai kejujuran, maka ia akan cenderung memilih opsi yang jujur, meskipun opsi lain mungkin lebih menguntungkan secara materi.
  2. Sebagai Motivasi: Nilai-nilai pribadi dapat menjadi motivasi dalam pengambilan keputusan. Jika kita sangat menghargai keberhasilan, maka kita akan lebih terdorong untuk memilih opsi yang berpotensi membawa kita pada kesuksesan.
  3. Sebagai Pembatas: Nilai-nilai pribadi juga dapat membatasi pilihan kita. Jika kita sangat menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, maka kita mungkin akan menolak tawaran pekerjaan yang menuntut waktu kerja yang sangat panjang.
  4. Sebagai Pembentuk Prioritas: Nilai-nilai pribadi membantu kita menentukan prioritas dalam hidup. Misalnya, jika keluarga adalah nilai yang sangat penting bagi kita, maka kita akan cenderung memprioritaskan waktu dan energi untuk keluarga daripada untuk karir.
  5. Sebagai Dasar Penilaian: Nilai-nilai pribadi menjadi dasar bagi kita untuk menilai apakah suatu keputusan itu benar atau salah, baik atau buruk. Jika suatu keputusan bertentangan dengan nilai-nilai yang kita yakini, kita cenderung merasa tidak nyaman atau bersalah.

Dari beberapa pengaruh nilai di atas dapat kita simpulkan bahwa:

Nilai-nilai pribadi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pengambilan keputusan. Dengan memahami nilai-nilai pribadi kita, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan sesuai dengan jati diri kita. Selain itu, dengan menyadari bagaimana nilai-nilai orang lain dapat berbeda dengan nilai-nilai kita, kita dapat lebih menghargai perbedaan pendapat dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita tentang pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu sesi 'coaching' yang telah dibahas sebelumnya.

Kaitan Pengambilan Keputusan dengan Kegiatan Coaching

Pengambilan keputusan adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Kegiatan coaching, sebagai bentuk bimbingan dan fasilitasi, memiliki peran penting dalam membantu individu untuk:

  • Menguji Efektivitas Keputusan:
    • Refleksi Diri: Coaching mendorong individu untuk merefleksikan keputusan yang telah diambil, baik yang berhasil maupun yang gagal. Dengan demikian, individu dapat belajar dari pengalaman dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil akhir.
    • Analisis Dampak: Coach akan membantu individu untuk menganalisis dampak dari keputusan tersebut, baik dampak positif maupun negatif. Hal ini memungkinkan individu untuk melihat secara lebih jelas konsekuensi dari tindakannya.
    • Identifikasi Pelajaran: Melalui proses coaching, individu dapat mengidentifikasi pelajaran berharga yang dapat diambil dari setiap keputusan, baik yang berhasil maupun yang gagal. Pelajaran ini kemudian dapat diaplikasikan dalam pengambilan keputusan di masa depan.
  • Menjawab Pertanyaan:
    • Klarifikasi: Coach dapat membantu individu untuk mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaan yang masih mengganjal terkait dengan keputusan yang telah diambil. Dengan demikian, individu dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi dan pilihan yang ada.
    • Eksplorasi Alternatif: Jika ada keraguan atau ketidakpastian, coach dapat membantu individu untuk mengeksplorasi alternatif-alternatif lain yang mungkin dapat diambil. Hal ini memungkinkan individu untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.
  • Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan:
    • Praktik: Melalui proses coaching, individu dapat berlatih secara terus-menerus dalam mengambil keputusan. Dengan demikian, keterampilan pengambilan keputusan dapat semakin terasah.
    • Pengembangan Diri: Coaching dapat membantu individu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analisis, dan pemecahan masalah, yang semuanya sangat penting dalam pengambilan keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun