Daya tarik PTN masih belum luntur di benak masyarakat Indonesia. Selain masalah jaminan kualitas, uang kuliah yang relatif terjangkau dibandingkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi daya tarik utama PTN. Walau faktanya, kedua alasan tersebut masih dapat diperdebatkan. Perlu dicatat, uang kuliah di PTN saat ini didesain berdasarkan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). Uang kuliah ditentukan berdasarkan jumlah penghasilan orangtua. Semakin besar penghasilan orangtua, maka semakin besar pula uang kuliah. Dengan demikian, terbuka kemungkinan uang kuliah di PTN justru lebih mahal dari PTS.
Dari segi kualitas, kuliah di PTN juga bukan jaminan. Semuanya tergantung kepada pribadi setiap mahasiswa. Bagaimana ia mau dan mampu menjadikan PT tidak hanya sumber ijazah. PT harus dimaknai sebagai tempat untuk menggeluti ilmu pengetahuan maupun media untuk menempa moral dan karakter. Jika ada keseriusan dan usaha yang maksimal, kuliah di PTS juga dapat membuka peluang besar untuk menjadi mahasiswa berkualitas dan alumni sukses, baik dari segi intelektual maupun integritas.
Oleh karena itu, tidak perlu putus asa atau kehilangan semangat untuk meraih cita-cita dan masa depan yang baik jika tidak diterima di PTN. PTS juga dapat menjadi media untuk menapaki jalan sukses. Hanya saja, calon mahasiswa perlu hati-hati dalam memilih PTS. Dari ribuan PTS di seluruh Indonesia, ternyata tidak semua benar-benar mampu menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan baik. Meminjam istilah di masyarakat, sebagian dari PTS tersebut adalah perguruan tinggi abal-abal. Oleh karena itu, calon mahasiswa harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu kualitas PTS sebelum memutuskan pilihannya. Jangan mengenal PTS hanya sebatas informasi dalam iklan, sebab semua kecap pasti mengaku sebagai nomor satu.
Tiga Pertimbangan Utama
Setidaknya ada beberapa hal mendasar yang perlu ditelusuri dan harus diketahui mahasiswa ketika akan menentukan PTS pilihannya. Pertama, mengetahui peringkat akreditasi, baik akreditasi program studi maupun institusi (PTS) yang dituju. Berdasarkan akreditasi, sebuah program studi dan institusi dapat dibedakan dalam kelompok A (Unggul), B (Baik sekali), C (Baik) dan belum terakreditasi. Peringkat akreditasi merupakan gambaran secara umum mengenai keberadaan program studi dan institusi yang bersangkutan.
Peringkat akreditasi sangat penting bahkan mutlak untuk dipertimbangkan karena biasanya akan dijadikan sebagai salah satu syarat administratif dalam seleksi pekerjaan. Bahkan ada beberapa institusi bonafid yang hanya mensyaratkan calon karyawannya dari Prodi dan Institusi akreditasi A. Selain itu, peringkat akreditasi juga merupakan pintu pertama dan utama untuk mendalami kualitas sebuah PTS
Kedua, peringkat PTS yang bersnagkutan juga sangat penting. Hal ini berkaitan dengan image  lulusan PTS yang bersangkutan di dunia kerja. Terdapat beberapa lembaga yang memberikan pemeringkatan Perguruan Tinggi seperti Kemenristekdikti maupun lembaga-lembaga pemeringkat dari dalam dan luar negeri yang sangat mudah dilihat dalam mesin pencari di internet.
Ketiga, usia PTS. Mungkin bagi beberapa pihak hal ini kurang penting. Namun, hemat penulis, usia PTS adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Semakin tua usia PTS, dapat disimpulkan bahwa PTS tersebut sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Semakin tua usia PTS, maka tentu semakin banyak pula jumlah alumninya. Biasanya, PTS yang sudah berusia tua sudah memiliki ikatan alumni. Keberadaan ikatan alumni akan banyak membantu dan membuka peluang kerja bagi para juniornya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H