Mohon tunggu...
Januariansyah Arfaizar
Januariansyah Arfaizar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STAI Yogyakarta - Peneliti PS2PM Yogyakarta - Mahasiswa HES Prodi Hukum Islam Program Doktor FIAI UII

Bermanfaat dan Memberikan Manfaat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pernikahan Harmonis di Tengah Tantangan Lonely Marriage

3 November 2024   06:08 Diperbarui: 3 November 2024   06:54 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pernikahan (Foto Shutterstock)

Pernikahan merupakan ikatan sakral yang tidak hanya menjadi perjanjian formal antara dua individu, tetapi juga sebuah komitmen untuk menciptakan kebahagiaan yang saling melengkapi dalam berbagai aspek kehidupan. 

Namun, fenomena lonely marriage atau pernikahan yang sepi mulai muncul sebagai tantangan dalam mewujudkan rumah tangga harmonis. 

Lonely marriage adalah kondisi di mana pasangan merasa terisolasi atau kesepian, meskipun hidup bersama. Hal ini terjadi ketika hubungan hanya dipertahankan sebatas formalitas tanpa adanya kedekatan emosional atau interaksi yang hangat. 

Perasaan ini dapat timbul karena kurangnya komunikasi yang efektif, hilangnya empati, atau bahkan ketiadaan upaya untuk saling memahami kebutuhan batin satu sama lain.

Dalam perspektif nilai-nilai Islami, pernikahan harmonis seharusnya dilandasi dengan prinsip kasih sayang (mawaddah wa rahmah), yang mencakup saling mengasihi, menghormati, dan menjaga hubungan secara utuh baik lahir maupun batin. 

Islam sangat menekankan pentingnya kebersamaan dan perhatian dalam hubungan suami-istri, di mana suami-istri harus menjalankan mu'asharah bil ma'ruf, atau bergaul dengan baik. 

Kegagalan dalam menjalankan prinsip ini bisa menyebabkan pernikahan kehilangan esensi keharmonisannya, hingga akhirnya terjebak dalam kondisi lonely marriage.

Untuk menghindari lonely marriage, pasangan perlu membangun komunikasi yang terbuka dan saling mengisi dalam memenuhi kebutuhan emosional masing-masing. 

Peran empati menjadi sangat penting di sini, karena melalui empati, pasangan dapat saling memahami perasaan satu sama lain serta menjaga kehangatan hubungan. 

Nilai Islam mengajarkan bahwa suami dan istri adalah "pakaian" satu sama lain, yang artinya mereka saling menutupi kekurangan, melindungi, dan memberikan kenyamanan satu sama lain. 

Prinsip ini, bila diterapkan, akan memperkuat kebersamaan dan mendekatkan mereka pada kehidupan yang harmonis dan jauh dari kesepian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun