Eduwisata adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di objek wisata tersebut. Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) kali ini mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat 2023 di Pantai Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi dengan tema “Inisiasi Eduwisata Pantai Pulau Santen Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dalam Aspek Pengelolaan Sampah dan Konservasi Penyu” yang diawali dengan kegiatan FGD (Focus Group Discussion).
Kolaborasi antara Program Studi (Prodi) Kedokteran Hewan dan Kesehatan Masyarakat, pengmas kali ini mengusung konsep Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan FGD ini merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki keberlanjutan.
Sebelum dilaksanakannya kegiatan FGD, terdapat kegiatan pemdampingan secara "Door to Door" yg diikuti setiap minggu pada kelompok pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu yang tinggal di sekitar pantai pulau santen. Tujuan dari pendampingan tersebut adalah penguatan kapasitas masyarakat dalam hal pemahaman, kesadaran hingga partisipasinya dalam menyukseskan serangkaian kegiatan ini.
Kegiatan dilaksanakan pada 12 Agustus 2023 dimulai dengan registrasi peserta dan dilanjutkan pembukaan oleh MC. Kemudian terdapat sambutan-sambutan dari perwakilan dosen yakni Ibu Jayanti Dian Eka Sari S.KM., M.Kes. yang merupakan salah satu dosen prodi kesehatan masyarakat SIKIA UNAIR dan dilanjut sambutan oleh Ibu Diana selaku ketua dari kelompok ibu-ibu nelayan pulau santen Banyuwangi.
Pada tanggal 12 Agustus dilaksanakan diskusi dengan dua fokus materi mengenai sampah dan pengelolaannya. Materi pertama yang disampaikan oleh Bapak Agus Supriyadi, Amd. Kom. selaku Koordinator Bagian Organik Bank Sampah Banyuwangi (BSB) mengenai pemanfaatan sampah dan pembuatan ecobrick. Bapak Agus menjelaskan bahwa pemanfaatan sampah di sekitar pantai bisa dilakukan salah satunya dengan membuat ecobrick. Terakhir, Bapak Agus berharap bahwa pemanfaatan sampah dengan membuat ecobrick bisa diterapkan di seluruh pantai di Banyuwangi bukan hanya di Pantai Pulau Santen.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak Sugeng Pramono selaku Pembina Kelompok Kesejahteraan Sosial Karangrejo (K3) mengenai pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat. Dalam penyampaiannya, Bapak Sugeng menjelaskan poin penting permasalahan sampah sehari-hari, jenis-jenis sampah, dampak adanya sampah hingga pentingnya cara pemilahan sampah. Beliau juga menambahkan mengenai program pemberdayaan masyarakat hingga kampung bersih makmur bebas sampah.
Tidak hanya penyampaian materi saja, kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi kegiatan FGD. FGD (Focus Group Discussion) adalah melakukan suatu isu/fenomena khusus dari diskusi suatu kelompok individu yang berfokus pada aktivitas bersama diantara para individu yang terlibat didalamnya untuk menghasilkan suatu kesepakatan bersama. FGD yang dipandu oleh Moderator yaitu Midory Autake yang merupakan salah satu Mahasiswa SIKIA Universitas Airlangga. Dari kegiatan FGD ini, diperoleh hasil berupa kesepakatan dan komitmen dari masyarakat. Masyarakat menandatangani komitmen serta mendeklarasikan komitmen secara bersama-sama.
Kegiatan di hari kedua yang dilaksanakan pada 13 Agustus 2023 dimulai dengan registrasi peserta dan dilanjutkan pembukaan oleh MC. Kemudian terdapat sambutan-sambutan dari perwakilan dosen yakni Aditya Yudhana drh., M.Si. selaku Ketua Pelaksana Kegiatan dan dilanjut sambutan oleh Bapak Slamet selaku koordinator kelompok Pantai pulau santen Banyuwangi serta sambutan oleh Bapak Gerda selaku perwakilan dari Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF).
Materi pertama yang disampaikan oleh Bapak Bayu Saksono selaku perwakilan dari Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) mengenai Populasi Penyu dan Problematikanya di Selat Bali. Dalam penyampaiannya, Bapak Bayu menyampaikan mengenai kondisi habitat penyu disekitar kita dimulai dari adanya ancaman bagi habitat penyu seperti banyaknya sampah plastik yang tersebar di laut. Tidak hanya itu pak Bayu juga menjelaskan mengenai masalah baru bagi habitat penyu yakni adanya pemanasan global yang mengakibatkan suhu air laut cepat meningkat. Beliau juga menambahkan beberapa informasi mengenai penetasan telur penyu menggunakan intan box yang berhasil diaplikasikan pada penetasan penyu khususnya di Banyuwangi.