Desa Sumberoto, yang terletak di Donomulyo, Malang, Jawa Timur, tak hanya terkenal dengan panorama alamnya yang memesona, tetapi juga menyimpan jejak sejarah perjuangan pahlawan yang patut dikenang. Desa ini memiliki sebuah monumen bersejarah yang berdiri kokoh sebagai pengingat jasa para pahlawan, yaitu Monumen Polri Donomulyo.
Monumen Polri di Donomulyo resmi dibuka pada tanggal 1 Oktober 1971 oleh Brigadir Jenderal Polisi Samsuri Mertodjoso, yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur. Brigjen Pol. Samsuri Mertodjoso juga diabadikan namanya menjadi Rumah Sakit Samsuri Mertodjoso atau Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kota Surabaya.
Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan PKI yang dikenal sebagai Peristiwa Madiun. Peristiwa ini menyebabkan banyak korban jiwa, diantaranya empat anggota kepolisian yang namanya tertulis dalam Monumen Polri; Lilik Puguh, A. Jusup, Musiatun, dan Pramu. Makamnya dibongkar dan dipindahkan ke makam pahlawan di Turen.
Setiap peringatan Hari Pahlawan, pihak kepolisian baik itu Polsek, Polres, maupun Polda mengadakan upacara tabur bunga di Monumen Polri untuk menghormati para pahlawan. Perawatan monumen ini dilakukan oleh Bapak Slamet hingga saat ini. Setiap tahun, diadakan kunjungan Bhakti Religi untuk membersihkan monumen. Polsek setempat juga pernah membantu pengecatan monumen yang selesai dalam satu hari.
Keberadaan Monumen Polri di Donomulyo merupakan simbol penghormatan dan pengingat akan jasa-jasa anggota Polri yang gugur dalam menjaga keamanan negara. Diharapkan perhatian dan perawatan terhadap monumen ini terus berlanjut sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas pengorbanan para pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H