Mohon tunggu...
Jan Roi Purba
Jan Roi Purba Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ada asap tahu yang terbakar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diskusi dengan Wartawan

29 Juli 2015   13:45 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:10 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat beruntung, memiliki senior yang bekerja sebagai seorang jurnalis, dan semakin menarik ketika ternyata senior saya ini mengabdikan diri di salah satu koran harian terbesar di Indonesia. Kompas media yang pemberitaanya  sering menjadi rujukan bagi instansi  negara dan swasta.

Kebetulan saya dan senior bermarga Sinaga ini memiliki kosan yang sama, yakni sebuah kamar kecil di kawasan Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Saya di lantai 2 dan beliau di Lantai bawah. Namun kesibukan sehari hari memaksa intensitas perjumpaan kami tidak intens (emang pacaran) . Namun yang pasti kami sering mengopi di teras Lantai 2 kosan kami. Ditemani kopi buatan sendiri dan tentunya diskusi hingga dini hari.

Profesi jelas akan membentuk pola pikir dan juga tingkat wawasan seseorang, topik kami kali ini membicarakan pemasaran politik. Sebagai alumni ilmu politik USU dan menjelang ditutupnya pendaftaran Pilkada Serentak topik pemasaran politik menjadi hal yang aku pancing untuk dibahas bersama sama.

Apa yang harus beda dari pemasaran politik ? Pada intinya untuk menarik hati massa yang diperlukan adalah pembangunan/ Pengubahan paradigma masyarakat. Kami berdiskusi dengan mencontohkan bencana Sinabung yang berada di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan salah satu dari 17 kab/kota yang akan mengikuti pilkada serentak 9 Desember 2015 Mendatang.

Survei merupakan hal awal dari memikat hati Pemilih di Bencana Sinabung, seorang calon kepala daerah tidak boleh mengikuti cara yang biasa dalam memikat konstituen di Sinabung. Bantuan Makanan puluhan Ton jelas tidak dibutuhkan lagi dalam menarik hati pengungsi Sinabung. Sudah ribuan organisasi yang menyalurkan makanan. Lantas apa yang baiknya diberikan kepada pengungsi Sinabung ? berikan hal hal yang mereka butuhkan namun luput dari perhatian para penyumbang bantuan.  Semisal Popok bayi, odol atau yang paling substansi adalah hiburan bagi para pengungsi. Film India jelas di Masyarakat Karo mendapat porsi lebih sebagai Hiburan. Calon kepala daerah yang ingin memenangkan suara di Lokasi pengungsian harus rela berdiam diri dan membaur dengan para pengungsi lebih dari 6 jam. Karena jika hanya beberapa jam caleg caleg pada pileg 2014 kemarin sudah melakukannya.

Contoh di atas hanya contoh kecil dari berbagai cara untuk meraup simpati masyarakat. Pada akhirnya Pemasaran politik merupakan cara cara kreatif dalam menarik simpati. Akan lebih manusiawi jika pemasaran politik dengan survei dan mengutamakan nurani dan ketepatan Janji.

Teknis untuk meraup simpati akan di dapatkan dari diskusi diskusi survei dan tentunya bacaan sehari hari. 

Selamat Pagi 
28 Juli 2015 diskusi berakhir di Pukul 04.00 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun