Mohon tunggu...
Jannatul H Anuar
Jannatul H Anuar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ingin lebih baik dari waktu ke waktu, semoga!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syeikh Yasin Fadani

19 September 2012   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:15 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terkait karya ulama yang juga ahli fikih ini, ada beberapa perkara yang menarik. Pertama, Syeikh Fadani ternyata pernah menulis empat kitab arba'in (hadis 40) sekaligus. Kitab hadis 40 yang telah mencuri perhatian kaum muslimin selama berabad-abad ialah Arba'in Nawawi karya Imam Nawawi (w. 676H/1278M). Sudah selayaknya juga, Syeikh Fadani yang menulis 4 versi kitab arba'in mendapat apresiasi yang sama dalam arti yang luas di kalangan umat Islam. Antara kitab Arba'in Fadani yaitu al-Arba'un al-Buldaniyah, al-Arba'un Hadithan, Sharh al-Jawhar al-Thamin fi Arba'in Hadithan dan al-Arba'un Hadithan Musalsalah.

Kedua, karya Syeikh Fadani didominasi oleh kitab sanad yang ditulis dengan sangat teliti. Hampir dipastikan, setiap ilmu yang beliau tuntut ada susur galurnya hingga ke sumber pertama. Hal ini, setidaknya menyiratkan nilai ketekunan (telaten), ketulenan (otoritatif), dan keberkahan ilmu. Dengan ketekunan memelihara silsilah keilmuan itulah agaknya ramai tokoh kontemporer menyebut beliau sebagai musnid al-dunya (pemegang sanad di dunia) atau musnid al-'asr (pakar sanad zaman ini).

Lihat misalnya Syeikh 'Abdullah al-Ghumari, sebagai diceritakan oleh Syeikh Sa'id Mamduh: "Dalam suatu kesempatan berkumpul dengan Syeikh Sayyid 'Abdullah Siddiq al-Ghumari pada musim haji tahun 1401H/1991M, beliau berkata kepada sekumpulan jama'ah. Kita, sebelum ini telah mengakui Syeikh Sayyid Rafi' al-Tahtawi sebagai musnid al-'asr. Namun sekarang, ketahuilah bahwa Syeikh Yasin al-Fadani adalah sebagai musnid al-'asr, tanpa diragukan lagi". Suatu pengakuan yang tulus dari seorang pakar Islam yang kritis. Oleh itu, patut kiranya perjalanan hidup tokoh besar keturunan "sekeping tanah syurga" ini dijadikan iktibar. Semoga!

*) Pelajar S.3 (Ph.D) di SOAS Centre for Islamic Studies, Universiti Brunei Darussalam. Memperoleh Ijazah S.1 (S.ThI) bidang Tafsir Hadis dari Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, IAIN Imam Bonjol dan S.2 (MA) bidang Hadis dari Jabatan al-Quran dan al-Hadis, Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun