Mohon tunggu...
Noor Jannah
Noor Jannah Mohon Tunggu... Guru - tak satupun dari yang pernah kita lakukan itu sia-sia

menyenangkan jika bisa bermanfaat bagi yang lain. kedamaian haqiqi ada pada tenangnya hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merindu Bahagia

7 Februari 2021   06:12 Diperbarui: 7 Februari 2021   07:04 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
langiit di pagi buta/kdzdesigns.com

Menyaksikan langit di pagi buta
Bersama bulan dengan cahayanya
Merasai dingin angin pantai
Menembus tulang memberi asa
Melukis seyum pengobat luka

Bersama cahaya bulan yang tersisa
Terajut untaian kata indah
Memuji indah-Mu
Patutkah aku menuntut
Akan diriku yang merindu bahagia

Bersama bulan yang akan pergi
Terganti cahaya mentari
Demi seluruh negeri
Patutkah aku menuntut
Untuk diriku yang egois
Merindu bahagia bukan hanya di dada

Bersama cahaya bulan di pagi buta
Layangkan do'a untuk semua
Merdekakan negeri ini
Wahai Sang Pemurah di jagad ini
Guyurlah kami dengan sadar
Bangunkan kami dengan tangan mendekap
Menggapai cita dalam kebhinnekaan

Bersama  cahaya bulan di pagi buta
Bermandikan indah penuh peluh bahagia
Bersimpuh menatap cakrawala
Menunggu mentari mengganti
Wabah yang memenuhi hati
Mengantre berjejal
Bangkit menghindar
Kita pun mengejar
Bebaskan hati dan negeri
Karena....
Kami merindu bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun