Selama masa libur di rumah karena wabah korona, setiap hari saya tak pernah melewatkan serial tv anak-anak yaitu Upin dan Ipin. Serial ini tayang di salah satu stasiun milik Tanoe Sudibyo.
Di Negeri asalnya Malaysa, kartun ini mulai tayang pada 16 September 2007 di TV 9 produksi Les'copaque. Berlatang belakang kebudayaan asli Malaysa dan ceritanya yang menarik, Upin Ipin berhasil memikat penonton Indonesia.
Tokoh dalam cerita ini beragam, Upin dan Ipin sebagai tokoh utama digambarkan dua anak kembar yatim piatu yang selalu menurut apa kata opahnya. Dia juga hidup dengan kakak nya "Ros" yang terkenal galak.Â
Bersama teman-temannya, Upin Ipin menghabiskan waktunya untuk belajar dan bermain. Ehsan, Fizi, Jajrit, Mail, Mei-mei, Ijat, Susanti , dan Zul adalah teman mereka.
Sebelum menikah sampai sekarang saya masih suka menonton Upin dan Ipin. Meskipun sering diputar ulang, rasanya tak pernah bosan. Serial ini menjadi salah satu hiburan selama  "di rumah aja".
Tak sekedar sebagai hiburan saja, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil dari tayangan ini, salah satunya yaitu:
Kesetiakawanan dan saling membantu
Ijat, anak kecil yang sering pingsan terkena musibah. Rumahnya hangus terbakar tak menyisakan apa-apa. Dengan sigap, Upin dan Ipin budak berkepala plontos ini langsung berinisiatif mengumpulkan sumbangan.Â
Mengetuk pintu dari rumah ke rumah meskipun hujan deras sampai akhirnya mereka sakit. Tak hanya itu, teman yang lainpun ikut menyumbangkan baju dan bukunya untuk Ijat.
Menjaga KesehatanÂ
Di serial ini juga pernah menggambatkan bagaimana di sekolahnya Upin dan Ipin menyelenggarakan acara menggosok gigi yang benar. Ada nyanyiannya juga, "Bulat bulat bulat bulat". Dilain episode, diceritakan banyak virus yang menyerang di kampung durian runtuh. Mereka berbondong-bondong memeriksakan kesehatannya ke klinik dan menerapkan pola hidup sehat.