Melahirkan merupakan moment yang berharga bagi wanita. Â Setelah kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari mengandung, melahirkan si buah hati menjadi hal yang luar biasa.Â
Melahirkan secara normal adalah dambaan banyak wanita, meskipun tidak dipungkiri ada wanita yang lebih memilih operasi caesar. Pilihan tersebut pastinya memiliki alasan, baik alasan  kesehatan ataupun lainya.
Begitu juga dengan aku. Tidak ada sedikitpun bayangan dibenak ku akan melahirkan secara caesar. Mendengar cerita dari teman tentang operasi caesar sudah membuat bulu kuduk  merinding.Â
Kedengarannya enak melahirkan secara caesar,  tak perlu menguras tenaga untuk melahirkan. Istilahnya tak perlu merasakan rasa sakit luar biasa karena  tidak mengejan pertaruhkan nyawa. Yakin dengan pendapat itu??? Mulai sekarang hilangkan pemikiran itu.Â
Yah inlah kisahku. Pengalaman hidup yang luar biasa ketika berjuang melahirkan sang buah hati tercinta. Meskipun lewat operasi caesar tetap yah namanya "M-E-L-A-H-I-R-K-A-N". Kenapa harus operasi caesar?Â
Aku berpikir inilah salah satu cara Tuhan menegurku. Lohhhhh...apa hubunganya?? Tanpa disadari, mungkin akulah salah satu orang yang dulu meremehkan  kalau ada orang yang caesar atau mungkin karena aku terlalu sombong. Aku sangat yakin pasti melahirkan normal. Tapi ya sudahlah, akhirnya caesar menjadi bagian dalam kisah hidupku.
Ini adalah kehamilanku yang pertama, meskipun usiaku sudah 31 tahun. Aku rajin memeriksakan kandunganku, baik ke bidan,puskesmas,ataupun dokter.Â
Bidan memperkirakan aku akan melahirkan pada 10 Januari 2019, namun perkiraan itu meleset. Ya namanya juga perkiraan manusia, Alloh lah yang menentukan segalanya.Â
Sampai tanggal 16 Januari , aku masih tenang saja soalnya ketika USG (Ultrasonografi) terakhir yaitu 12 Januari kondisi bayi ku semuanya baik-baik saja. Sampai akhirnya karena sudah melewati HPL(Hari Perkiraan Lahir) terlalu lama, pihak puskesmas Tegal  merujuk ke RS Mitra Siaga Tegal untuk melakukan USG dan pemeriksaan lebih lanjut.Â
Aku dan suami pergi ke rumah sakit sore hari. Dengan sabar aku menunggu antrian dan  tidak bisa dipungkiri aku sangat khawatir, sampai-sampai tekanan darahku 140/90. Akhirnya namaku dipanggil. Aku masuk ruang dokter sekitar pukul 17.00. Ruangan dokter itu cukup luas, ada alat USG dan pastinya adem.Â
Dokter Indrawan Eko, Sp.Og  namanya. Dia menyambut kami dengan senyum  ramah. Sebelum diperiksa, akupun menceritakan keadaan kehamilanku sejelas-jelasnya. Kandunganku diperiksa, tampak di layar gambar bayiku dengan pernak-perniknya yang sebenarnya tidak aku pahami.Â