Mohon tunggu...
Asmaul Jannah Siregar
Asmaul Jannah Siregar Mohon Tunggu... -

seseorang yang ingin menjadi bermanfaat,,, karena untuk layak dicintai, hanya ketika kita bisa memberi manfaat sekecil apapun itu,,,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Merawat Indonesia

19 April 2012   15:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apakah makna belajar bagimu wahai sahabat? Belajar, belajar dan belajar. Kata ini sudah sangat sering kita ucapkan dan bahkan mungkin kita lakukan sepanjang hidup kita dari kita lahir ke dunia hingga sekarang. Bayi mulai belajar bicara, belajar merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan, belajar di sekolah, belajar apa saja. Belajar sepanjang hayat, atau kalo bahasa kerennya niy Longlife Education sering juga disebut mada al – hayah.

Konteks kali ini adalah belajar merawat Indonesia. Indonesia Negara kita tercinta yang kelihatannya seperti berada dalam kondisi carut marut tak terawat. Padahal kekayaan Sumber Daya Alam Bangsa ini sangatlah melimpah. Apalagi kualitas manusianya, yang sebenarnya juga sangat luar biasa.

Hari itu, Kamis 29 Maret 2012 tepatnya, ada acara TalkShow gratis yang diadakan di Kampus UGM bekerja sama dengan Dompet Dhuafa. Tema talkshow tersebut adalah mengenai “Pemimpin Muda Belajar Merawat Indonesia”. Menarik, karena pembicaranya adalah Menteri BUMN RI yang akhir-akhir ini sedang marak diperbincangkan, dan namanya pun mulai banyak digadang-gadang sebagai Calon Presiden RI 2014 nanti. Yah, siapa lagi kalau bukan Pak Dahlan Iskan.

Sosok yang sangat bersahaja namun tetap berwibawa. Gaya kepemimpinannya yang sangat berbeda mampu menjadikan rakyat Indonesia mulai berfikir optimis lagi bahwa masih ada harapan untuk bangsa ini.

Saat itu beliau mengatakan, bahwa baginya merawat Indonesia dalam hal ini adalah merawat BUMN. Karena memang itulah tugasnya sekarang ini. “Yang jelas, tugas saya saat ini adalah ‘Merawat BUMN’, saya sudah meneguhkan diri, bertauhid untuk mengurus BUMN”. Begitulah kata beliau.

“Bagaimana caranya?” Beliau pun melanjutkan, “Tidak susah bagi saya merawat BUMN, karena kemanapun saya pergi saya selalu ketemu BUMN. Jalan tol, Bank Rakyat, Bank Mandiri, Stasiun, POM Bensin.”

Itulah yang dikatakan oleh Pak Dahlan Iskan hari itu. Sungguh sangat sederhana sekali sesederhana penampilannya yang hanya mengenakan kemeja putih dan Sepatu Kets. Dimulai dari hal-hal sederhana namun jika terus menerus dilakukan dengan konsistensi yang baik, maka hal itu sungguh akan menjadi luar biasa.

Beliau juga mengutarakan rancangan untuk program BUMN Pangan dalam bentuk Program yang dinamakan “PRO Beras”. Agar Indonesia tidak lagi mengimpor beras dari luar. Miris memang, Negara yang kaya akan sawah ini malah mengimpor beras dari luar. Itulah sebagian besar yang disampaikan oleh Pak Dahlan Iskan tersebut.

Pembicara kedua adalah Prof Sutikno, Rektor UGM yang baru saja terpilih. Beliau mengatakan bahwa caranya Belajar Merawat Indonesia adalah dengan “Merawat UGM”. “Harus lebih banyak mendengar, agar kita didengarkan. UGM harus lebih banyak mendengar agar UGM juga lebih bisa di dengar.” Itulah yang dikatakan Prof. tik, biasa beliau dipanggil.

“Dalam belajar, yang penting adalah proses pembelajaran, bukan hanya duduk di kelas. Dan yang paling penting adalah harus punya integritas yang tinggi”, lanjut beliau lagi untuk menyemangati para aktivis kampus maupun aktivis luar kampus. Karena acara hari itu juga sekaligus mengenalkan Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTINUSA), yaitu beasiswa dari Dompet Dhuafa untuk Para Aktivis Kampus maupun luar kampus yang masih sempat berjuang, berkarya untuk bangsa di sela-sela aktivitas wajib mereka.

Pembicara ketiga, adalah Kanda M. Thoriq yang mewakili Dompet Dhuafa. Dan sudah bisa di tebak apa yang dilakukan Dompet Dhuafa dalam rangka Merawat Indonesia. Yah, apalagi kalau bukan merawat para Muzakki dan Mustahiq. Karena dana yang terkumpul di Dompet Dhuafa, 40% untuk pendidikan, 30%, untuk Petani dan Peternak, dan sisanya 30% adalah untuk Charity. “Dare to care, and then dare to share” kata beliau dalam Clossing Statrment nya.

Pembicara terakahir adalah, Mas Hanta Yudha. Alumni UGM yang aktif sebagai peneliti di bidang Politik ini menekankan pentingnya “Konsistensi” dalam merawat Indonesia.

Demikianlah, dimulai dari hal-hal yang sederhana mereka merawat Indonesia. Bagaimana dengan kita wahai Sahabat? Apa yang akan kita lakukan dalam Belajar Merawat Indonesia? Pilihan ada di tangan kita masing-masing. Mungkin rumus 3M akan cukup ampuh. Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal kecil, dan Mulai dari sekarang. BismiLLAH,,,kita melangkah.

Jogjakarta, Shubuh di Bulan kedua aku menginjak Jogja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun