Mohon tunggu...
Aang Salman Alfarisi
Aang Salman Alfarisi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Mahasiswa Tingkat Dewa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merimba

18 Februari 2014   09:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ilustrasi: http://kkiwarsi.files.wordpress.com/

Ada apa tentang gentayang

Biru menyulip di menara tari yang teramat asing

Membekas memelas gerombolan di hiruk pikuk senja

Hukum kita memang rimba

Tidak bisa terbaca tak pula terbera

Ada sedikit nada diseruninya.

***

Hukumku masih rimba seperti dulu ketika purnama masih ada

Memekakan telinga yang berjiring disenyap bayangannya

Sedikit lupa memang, setelah anjing berjirim serupa manusia menelan pelan

Memberangus pohon-pohon beserta penghuninya.

****

Kemana lagi aku harus mencari hutan-hutan yang dulu

Sedangkan benihnya  tak satupun ia sisakan untuk kembali kutanam

Apa daya memang tak ada yang selamat setelah terlumat

Pohon-pohon tak ada, rimba tak ada, hukumnya pun tiada

Hanya aku dan sedikit rasa diantara jilat masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun