Di era yang serba hiruk-pikuk seperti sekarang ini, sering kita jumpai berbagai masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Seperti tandus nya tempat tinggal, kabut asap, tanah longsor, kebakaran hutan, dan yang paling sering kita jumpai adalah banjir. Khusus nya di Ibu Kota seperti DKI Jakarta yang merupakan ‘ladang’ kehidupan bagi banyak orang. Baik kelas atas, kelas menengah ataupun kelas bawah.
Banyak nya penduduk yang tinggal dan juga mencari nafkah di DKI Jakarta menjadi faktor utama dalam rusak nya lingkungan alam di Ibu Kota Negara ini. Mengapa demikian? Karena dari sekian banyak nya individu yang setiap hari nya bersinggungan langsung dengan Ibu Kota DKI Jakarta ini, sangat sedikit yang mempunyai kesadaran akan kedisiplinan, dan dalam jumlah besar masih banyak individu yang tidak siap akan hidup disiplin.
Kedisiplinan bukan hanya untuk kepentingan sendiri, bukan hanya selalu mentaati peraturan dari kantor, bukan hanya bangun tepat waktu, bukan hanya bayar tagihan tepat waktu melainkan dari segi kedisiplinan tiap individu untuk menghargai lingkungan sekitarnya. Dengan cara kita memperlakukan lingkungan dengan baik, hal ini dapat menjadi titik awal untuk menyelamatkan dan melestarikan lingkungan kita. Lalu seperti apa contoh dari disiplin untuk lingkungan hidup? contoh terkecil dari bibit permasalahan lingkungan di DKI adalah dengan cara membuang sampah dari tiap-tiap individu.
Beberapa diantara kita mungkin heran melihat seseorang membuang botol minuman bekas di selokan akan tetapi, masih banyak di luaran sana warga yang dengan ringan nya membuang sekantong sampah, kursi, bahkan kasur ataupun lemari yang telah rusak ke sungai. Khususnya mereka yang hidup di bantaran sungai secara illegal. Lalu apakah hanya warga biasa yang menjadi faktor dari kerusakan lingkungan ini? Tidak, masih banyak oknum yang kebagian ‘dosa’ atas kerusakan lingkungan di DKI Jakarta ini, khusus nya kerusakan lingkungan sungai di Jakarta. Limbah yang dibuang ke sungai dari usaha kecil di Ibu Kota juga menjadi faktor yang besar dalam ikut andilnya pencemaran sungai ini.
Sungai di DKI Jakarta yang paling tersorot dengan pencemaran lingkungannya adalah sungai Ciliwung karena menyebabkan banjir yang tiap tahun terjadi. Oleh karena itu, dalam rangka pertanggung jawaban dan pelaporan kinerja atas kebersihan lingkungan hidup khusus nya sungai Ciliwung. Kita butuh bukti konkrit yaitu dengan cara menilai kinerja Kementerian Lingkungan Hidup lewat LAKIP misalnya. Atau agar lebih spesifik pada sungai Ciliwung, perlu juga dibuatnya publikasi dari pengelolaan kualitas air sungai Ciliwung.
[caption caption="ada nya sampah yang di buang ke sungai"][/caption]
Pertanyaan kita pun membendung seperti apa pengelolaan sungai yang di maksud ini. Pertama-tama mari kita lihat lebih dalam kondisi sungai Ciliwung sekarang ini. Keadaan kualitas air Sungai Ciliwung saat ini dalam kondisi tercemar berat pada seluruh segmennya, mulai dari hulu (daerah Puncak, Kab. Bogor) sampai dengan hilir (di DKI Jakarta). Begitu juga fluktuasi debit air sungai antara musim kemarau dan musim hujan cukup tinggi, sehingga terjadi banjir rutin di hilir atau di DKI Jakarta.
Seperti yang sudah disinggung sebelum nya, Permasalahan utama yang terjadi di Sungai Ciliwung ada 2 hal, yakni:
- Daerah konservasi yang semakin berkurang
- Beban pencemaran yang tinggi, baik dari limbah domestik maupun industri
Ketika titik permasalahan sudah lebih terlihat jelas, sekarang saatnya kita membahas siapa saja yang bertanggung jawab untuk masalah pencemaran ini. Untuk memulihkan kerusakan lingkungan dan pencemaran air sungai telah dilakukan upaya oleh berbagai pihak termasuk kesadaran masyarakat, komitmen pemerintah termasuk pertanggung jawaban Kementerian Lingkungan Hidup. Namun sampai saat ini belum mampu meningkatkan kualitas lingkungan sungai. Hal ini disebabkan oleh belum adanya keterpaduan program dan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh stakeholder.
Dari semua pembahasan tadi, tujuan dan sasaran perlu di buat agar lebih jelas penanganannya. Selain itu Target, Strategi dan Kebijakan pun perlu dijabarkan dalam Pengelolaan Kualitas Air Sungai Ciliwung.
Tujuan: Adanya komitmen dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan kegiatan pemulihan kualitas air Sungai Ciliwung, melalui kesepakatan Masterplan Pemulihan Kualitas Air Sungai Ciliwung