Penyimpangan dari Sistem Tanam Paksa dan Dampaknya bagi Petani Pribumi

Sistem tanam paksa yang membuat para petani terpaksa menggunakan hampir seluruh bagian tanahnya untuk belanda, membuat mereka tidak bisa menanam padi, upah yang tidak diberikan juga memperparah keadaan mereka sehingga timbul kelaparan. Hal ini mengakibatkan petani pribumi kehilangan kesempatan untuk menanam tanaman pangan dan sayuran yang biasa mereka konsumsi sehari-hari. 

c. Kematian

Meningkatnya angka kelaparan diperparah dengan adanya wabah di pedesaan yang akhirnya membuat para petani semakin menderita dan terjadi kematian akibat hal tersebut. 

d. Tidak Mendapat Keuntungan

Selain itu, petani pribumi juga harus membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah kolonial atas hasil panen mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan keuntungan yang memadai dari hasil kerja keras mereka. 

Sistem tanam paksa yang dicanangkan belanda pada awalnya bertujuan tidak untuk menyiksa para petani, bahkan mereka akan diberi upah yang menguntungkan. Hanya saja hal tersebut tidak terlaksana akibat adanya penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat belanda yang memeras rakyat demi keuntungan besar dan korupsi terhadap upah masyarakat. Selain itu juga, belanda memaksa hal tersebut dengan asumsi bahwa rakyat memiliki hutang sewa tanah. 

Hal ini membuat dampak buruk bagi pribumi akibat adanya korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat tersebut, seperti Kelaparan, Wabah, dan waktu yang lama karena kondisi lingkungan yang tidak stabil.

DAFTAR PUSAKA

• Aman. 2007. Sejarah Indonesia abad ke-19 Penarapan dan Dampak Sistem Tanam Paksa 1870. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY. 
• Anne Booth. William J.O Malley, Anna Weidemann (ed). 1988. Sejarah Ekonomi Indonesia. Jakarta: LP3ES
• Daliman. 2001. Sistem Politik Kolonial Dan Administrasi Pemerintahan Hindia Belanda. Yogyakarta: fakultas ilmu sosial UNY.