Mohon tunggu...
Healthy

Hemofilia Sembuh Tidak, Ya?

24 November 2017   23:14 Diperbarui: 24 November 2017   23:23 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tentunya terapi ini memiliki beberapa kelemahan, terapi imunologi yang belum memiliki kepastian mengenai jaminan kesembuhan pasien yang menjalaninya, dan terapi hemostatik dengan rFVIIa yang harus sangat berhati-hati dalam memberikan dosis rFVIIa-nya karena akan mengakibatkan komplikasi trombosis apabila dosis yang diberikan melebihi dosis yang diperlukan.

Sekarang kita akan membahas terapi gen yang lain, terapi gen yang fungsinya memperbaiki kerusakan genetik dengan mengganti gen yang rusak. Namun, terapi gen yang satu ini hanya bersifat sementara atau tidak permanen sehingga perlu dilakukan secara berkala. Pemindahan gen pada terapi gen yang satu ini pun dibedakan menjadi 2, in vivo transfer untuk pemindahan gen yang dilakukan di dalam tubuh dan ex vivo transferuntuk pemindahan gen yang dilakukan di luar tubuh.

Namun, terapi ini juga memiliki kelemahan, yaitu memungkinkan terjadinya viral vectoryang bekerja seperti virus sehingga menyebabkan infeksi.

                Ada pula terapi pengganti faktor pembekuan, terapi ini memberikan faktor pembekuan pada pasiennya yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu. Hal ini bertujuan untuk menghindari kecacatan fisik terutama sendi mengingat penderita penyakit hemofilia, apalagi penderita penyakit hemofilia ditingkat berat yang sering mengalami pendarahan di area persendian. Juga agar para penderita penyakit hemofilia dapat melakukan aktivitas mereka secara normal. Terapi ini dilakukan dengan memberikan FVIII yang merupakan faktor pembekuan darah pada pasien. Terapi ini adalah terapi yang paling popular menurut penulis. Ada juga terapi gen yang memberikat infus protein pada pasiennya sebagai pengganti faktor pembekuan darah dengan pengembangan yang akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

                Terapi pengganti faktor pembekuan untuk penderita hemofilia A yaitu dengan menyuntikkan octocog alfasetiap 48 jam yang berfungsi untuk mengontrol faktor pembekuan VIII. Pelaksanaan terapi ini tentunya akan menimbulkan efek samping seperti gatal, peradangan dan perubahan warna pada kulit (ruam kulit), rasa nyeri dan kulit kemerahan pada area yang disuntik. Sedangkan penderita hemofilia B akan mendapat suntikan nonacog alfasebanyak 2 kali dalam 1 minggu. 

Suntikan ini juga menimbulkan beberapa efek samping layaknya suntikan yang diberikan pada penderita hemofilia A, diantaranya adalah mual, pembengkakan pada area yang disuntik, pusing, dan rasa tidak nyaman. Suntikan ini biasanya diberikan seumur hidup, mempertegas fakta bahwa hemofilia adalah penyakit permanen yang belum bisa disembuhkan dengan berbagai terapi sekalipun.

                Terapi-terapi yang telah penulis jelaskan diatas hanya membantu penderita hemofilia untuk mengurangi pendarahan yang dialaminya atau mengurangi debit darah yang keluar saat luka. Bahkan terapi pengganti faktor pembekuan dengan menyuntikkan octocog alfa dan nonacog alfa bisa saja tidak efektif karena obat tersebut dapat memicu pembentukan antibodi pada pasien itu sendiri. 

Menurut penulis, menjalani terapi-terapi semacam ini memiliki beberapa manfaat, tapi juga kelemahan. Namun, untuk mencegah pendarahan berkepanjangan yang mungkin hanya terjadi beberapa kali terutama penderita hemofilia ringan, pasien harus menerima suntikan selama hidupnya dengan harga yang tidak murah, menurut saya hal ini kurang bermanfaat. Tetapi, terapi-terapi tersebut bisa saja sangat brmanfaat bagi penderita hemofilia berat, atau pasien yang sering mengalami pendarahan berkepanjangan.

Perjumpaan kita tidak usai sampai disini, penulis membawa berita mengejutkan bagi penderita hemofilia B. Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris memberikan harapan bagi penderita hemofilia B. "Hanya dengan satu kali suntikan, maka pasien hemofilia B tidak perlu lagi terapi lainnya", begitu katanya. Studi ini melibatkan 6 pasien yang diberikan sebuah virus yang memiliki cetak biru yang dapat memproduksi protein pembekuan darah. 

Virus ini akan menginfeksi tubuh manusia tapi tanpa menimbulkan gejala, virus ini adalah adenovirus. Adenovirus akan menginfeksi sel hati dan membawa materi gen untuk produksi faktor IX yang nantinya akan menetap dalam sel hati sehingga sel hati dapat memproduksi faktor pembekuan IX sendiri. Dari studi ini, 4 orang pasien dapat memberhentikan berbagai terapi hemofilia yang sudah mereka jalani sebelumnya. Terapi ini memang belum menjamin 100% pasien yang menjalaninya akan benar-benar lepas dari terapi hemofilia lainnya. Sebab, 2 dari 6 pasien yang juga diberikan suntikan berupa adenovirusini tidak berhasil lepas dari terapi hemofilia lainnya.

Menurut penulis, bagi penderita hemofilia baiknya menjaga tubuhnya sendiri. Hal ini akan lebih efektif daripada melakukan berbagai macam terapi yang harus dilakukan terus menerus bahkan apa juga yang menimbulkan gejala-gejala atau efek samping. Hal-hal ini yang perlu diperhatikan para penderita hemofilia untuk menjaga sendiri tubuhnya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun