Mohon tunggu...
Jania Alda Martini
Jania Alda Martini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Chef

Halo, saya Alda, mahasiswi Universitas Negeri Jakarta. Seorang mahasiswi seni kuliner yang bersemangat untuk mengeksplorasi rasa dan tekstur dalam setiap hidangan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Plastik terhadap Kehidupan Laut

22 Desember 2024   16:54 Diperbarui: 22 Desember 2024   16:54 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut menjadi sumber kehidupan dan ekosistem penting bagi bumi kita, akan tetapi kini telah terancam serius oleh sampah plastik. Setiap tahunnya, jutaan ton sampah plastik berakhir di lautan, yang membawa dampak buruk bagi biota laut dan keseimbangan ekosistem bumi. Ancaman ini tidak hanya dirasakan oleh biota laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia. 

Dampak yang paling terlihat dari sampah plastik adalah bahaya langsung yang dihadapi biota laut. Hewan-hewan laut sering terjerat sampah plastik, yang membatasi pergerakan mereka dan dapat menyebabkan luka, infeksi, bahkan kematian. Selain itu, banyak hewan laut yang salah mengira sampah plastik sebagai sebuah makanan. Seperti penyu yang mengira kantong plastik sebagai ubur-ubur, burung laut yang memberi makan anak-anaknya dengan plastik, dan gelang plastik yang melilit pada perut penyu. 


Plastik di laut tidak hanya berbentuk sampah yang berukuran besar, tetapi juga dapat terurai menjadi partikel-partikel kecil yang disebut mikroplastik yang disebabkan oleh paparan sinar matahari, ombak laut, dan abrasi. Mikroplastik ini sangat mudah tertelan oleh organisme laut, mulai dari plankton hingga ikan-ikan kecil, dan kemudian terakumulasi di dalam tubuh mereka. Melalui rantai makanan, mikroplastik dapat berpindah ke predator yang lebih besar, termasuk manusia yang mengonsumsi ikan dan makanan laut lainnya. Dampak jangka panjang mikroplastik bagi kesehatan manusia masih dalam penelitian, tetapi potensi risiko peradangan, gangguan hormon, dan bahkan kanker dapat menjadi perhatian yang serius.

Menelan plastik dapat menyebabkan rasa kenyang palsu, kekurangan nutrisi, penyumbatan saluran pencernaan, dan keracunan akibat bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik. Studi terbaru menunjukkan bahwa ikan tertentu bisa keliru mengonsumsi plastik yang dapat menyebabkan bahan kimia beracun terakumulasi di dalam hati ikan. Sebuah studi menemukan bahwa kerang dan tiram yang dipanen untuk konsumsi manusia memiliki 0,36-0,47 partikel mikroplastik per gram, yang berarti bahwa konsumen kerang dapat menelan hingga 11.000 partikel mikroplastik per tahun. (Sumber : liputan6.com)

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, pengelolaan sampah yang efektif, pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat, pengembangan teknologi untuk pengolahan sampah, serta peran pemerintah dalam membuat kebijakan. Dengan demikian, dampak plastik terhadap kehidupan laut sangat serius dan membutuhkan tindakan segera agar dapat melindungi ekosistem laut dan menjaga planet bumi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun