Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Diary

Melepas Penat di Sumber Favorit Mahasiswa Malang

6 November 2023   12:23 Diperbarui: 6 November 2023   12:31 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : salsawisata.com

Warga Malang pastinya tidak asing dengan destinasi satu ini. Destinasi favorit bagi para warga malang melepas penat di akhir pekan bersama teman-teman. Tempat wisata ini bisa menjadi opsi bagi pengunjung yang suka bermain air dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Tempat tersebut adalah Sumber Maron yang banyak dikunjungi oleh beragam lapisan masyarakat. Di dalamnya kita dapat merasakan sensasi meluncur di sungai atau dalam bahasa lain yakni tubing.

Alamat wisata sumber maroon ini tepatnya berada di dusun adiluwih, Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Untuk lokasinya berdekatan dengan 2 kecamatan yaitu antara kecamatan gondanglegi dan kecamatan kepanjen. Jika ditempuh dari arah kota, pengunjung tinggal menyusuri jalan raya ke selatan dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Tempo hari yang lalu, penulis bersama teman-teman mengunjungi tempat tersebut untuk pertama kalinya. Pengunjung harus merogok kocek sebesar lima ribu rupiah pada saat hari aktif dan sepuluh ribu saat hari libur (sabtu-minggu). Terdapat dua pintu untuk memasuki tempat tersebut. Bagi rombongan yang membawa mobil ataupun bis mungkin mesti parkir di pintu 1 karena pada  pintu 2, tidak cukup tempat untuk parkir kecuali sebagian mobil dan motor-motor. Namun pengendara motor juga bisa langsung ke area sumber yang harus ditempuh melewati sawah untuk menghemat tenaga.

Kebetulan penulis dan teman-teman memasuki sumber dari pintu yang kedua. Pematang sawah yang hijau akan menyapa setiap pengunjung yang lewat. Setrelah itu jalan akan semakin menurun dan menampakkan persawahan terasering . Tiba di lokasi , pengunjung akan disambut dengan tempat parkir motor dan juga deretan warung dengan segala penyewaannya. Untuk bisa mengjangkau spot yang ditunggu-tunggu, pengunjung mesti turun lagi ke bawah ke sungai yang menjadi medan tubing.

Sembari turun terus ke bawah, pengunjung akan disapa dengan landmark "Sumber Maron" yang berdiri tegak diatas air terjun pendek. Wisatawan sering kali mengabadikan momen untuk berswafoto disana. Kemudian sungai yang menjadi trek tubing kelihatan juga. Di sepanjang sungai, pengunjung bisa memilih warung sebagai basecamp untuk menaruh barang pribadi sekaligus menyewa peralatan disana. Umumnya warung sudah satu paket menyewakan fasilitas untuk tubing. Mulai dari ban karet, plastik ziplock untuk kamera smartphone, penyewaan loker, makanan, jajanan, dan toilet. Biaya sewanya pun tergolong murah yakni lima ribu saja baik untuk sewa loker maupun sewa ban.

Sumber : pribadi
Sumber : pribadi

Kebetulan kami memilih tempat penyewaan yang berada di ujung trek. Sebelum tubing kami memastika perut kami terisi dengan makanan. Banyak pilihan yang ditawarkan disana tergantung warung. Penulis sendiri memesan lontong pecel. Sedangkan teman-teman yang lain ada yang memilih mie rebus dan juga nasi goreng. Untuk urusan harga masih terbilang aman.

 Aliran air nampak jernih mengalir dengan tenang. Beberapa pengunjung terlihat bergandengan ban menyusuri sungai. Ada juga yang tetap pada ban-nya masing-masing. Kami memilih untuk membentuk  barisan memanjang ke belakang dengan kaki-tangan saling mengunci satu sama lain. Adrenalin muncul saat aliran sungai mulai bergejolak. Belum lagi saat tertabrak bibir sungai maupun bebatuan di tengah jalur. Tentunya semua orang harus kompak supaya kuncian tidak lepas. Pangling sedikit maka barisan bisa buyar dan terpencar-pencar.

Meskipun wahana tubing ini tidak seliar arum jeram di sungai besar, pengunjung  yang baru pertama kali mencoba akan tetap  terpacu adrenalinnya.   Terlebih lagi jika berkunjung pada saat musim hujan, dipastikan aliran sungai tambah deras dan kencang sehingga semakin memacu adrenalin. Sayangnya waktu itu penulis berkunjung saat musim panas, jadi aliran tidak begitu kencang. Trek sungai lumayan sedang , tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek jika dihitung menghabiskan waktu kurang lebih selama 15 menit.

Kami bermain hingga menjelang magrib dan warung kami tempatipun  juga sudah mulai tutup. Sebagai penutup , kami menyempatkan diri untuk berfoto di air terjun sebagai ikon sumber maron. Main air sudah selesai dan saatnya kami kembali ke kota melanjutkan kuliah masing-masing.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun