Mohon tunggu...
Iman Kurniawan
Iman Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger & Jurnalis Warga

Pernah menjadi jurnalis di Surat Kabar Harian Radar Pat Petulai (FIN Group) di Kabupaten Rejang Lebong dari tahun 2010 sampai media tersebut resmi tutup pada tahun 2018. Saat ini mengais rezeki sebagai freelance writer dan blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Nasib Kita Jadi Pelanggan PLN

30 September 2015   09:33 Diperbarui: 30 September 2015   10:18 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sebulan ini, di daerah kami Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu terkena dampak pemadaman bergilir yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hanya saja, jika sebelumnya pemadaman bergilir biasanya satu minggu sekali dari pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB, kemarin Senin (28-9-15) pemadaman dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB di beberapa jaringan.

Kemudian berlanjut hari Selasa (29-9-15) pemadaman dimulai 05.00 WIB – 00.00 WIB. Namun, di hari Selasa itu, pemadaman dilakukan pada 3 bagian jaringan. Beberapa wilayah dimulai pukul 05.00 WIB – 13.00 WIB, kemudian berpindah ke wilayah lainnya pukul 13.00 WIB – 19.00 WIB, berpindah lagi ke wilayah lain dimulai pukul 19.00 WIB – 00.00 WIB, masih dalam satu kabupaten.

Sontak pemadaman yang dilakukan 2 hari tersebut mendapat respon pedas dari para pelanggan PLN. Mereka mengeluhkan, jika pemadaman tersebut tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Para ibu rumah tangga tak bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Para pengusaha yang sehari-harinya menggunakan energi listrik tak bisa beraktivitas, hingga mengaku mengalami kerugian cukup banyak. Para pelanggan listrik ini sangat kecewa karena tidak mendapatkan pelayanan maksimal dari satu-satunya perusahaan penyuplai listrik tersebut. Sedangkan, mereka mengaku selalu membayar tagihan listrik yang menurut mereka tarifnya semakin mahal.

Sementara itu, pihak PLN dari daerah ini mengatakan, PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir karena sudah terjadi defisit daya pembangkit Sistem Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu. Manajer PLN Rayon Curup, A Rafiko Melalui Suvervisor Administrasi Aini Kusningsih mengatakan, pemadaman bergilir bukan hanya di Kabupaten Rejang Lebong saja, namun Se-Provinsi Bengkulu, Jambi dan Sumatra Selatan sejak pukul 18.00 WIB - 22.00 WIB.

Pemberlakukan pemdaman bergilir itu tergantung dengan jurusan listrik masing-masing, Berlangsung hingga akhir bulan ini yakni sampai Rabu (30-9-15). Namun, jika tidak ada perubahan debit air untuk membangkit daya listrik, maka tidak menutup kemungkinan akan diberlakukan kembali pemadaman bergilir, tergantung dari keputusan dari PLN pusat. Untuk itu pihak PLN mengimbau kepada ribuan pelanggan PLN Rayon Curup agar mempersiapkan segala sesuatunya, sebelum pemdaman listrik pada pukul 18.00 WIB.(Sumber SKH Radar Pat Petulai).

Namun, yang menjadi pertanyaan masyarakat adalah berapa keuntungan dari tarif listrik yang dipungut dari pelanggan setiap bulannya atau pelanggan yang menggunakan listrik system token (pra bayar). Apalagi, tariff listrik ini selalu mengalami kenaikan. Tetapi tidak ada solusi atau pun antisipasi dari pihak PLN ketika menghadapi musim kemarau. Bukankan di Indonesia ini setiap tahunnya hanya mengalami 2 musim, yakni musim hujan dan musim kemarau? Seharusnya, pihak PLN sudah mengantisipasi musim kemarau ini sejak jauh-jauh hari, sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan. Namun, justeru, PLN terkesan mengambil cara gampangnya saja, yakni dengan melakukan pemadaman bergilir.

Kalau mau dihitung, berapa kerugian masyarakat akibat pemadaman yang dilakukan PLN. Bagi usaha kecil menengah, mereka tidak mampu untuk membeli mesih genset sebagai pengganti arus listrik PLN, belum lagi biaya BBM-nya. Namun, apakah PLN bersedia memberi kompensasi atau ganti rugi kepada para pengusaha yang sehari-harinya menggunakan arus listrik. Sedangkan, pihak PLN sendiri tidak mau rugi. Terbukti, jika ada pelanggan yang tidak membayar tagihan listriknya beberapa bulan akan dicabut dan dikenakan denda jika terjadi keterlambatan pembayaran. Bagi pengguna pra bayar, listriknya akan mati otomatis jika sudah habis pulsanya.

Sementara kita tidak ada pilihan lain, selain berlangganan listrik dari perusahan milik Negara ini. Karena itu, kami sebagai warga Negara mengharapkan pelayanan prima dari PLN selaku penyedia jasa. Bukankah antara pelanggan dan penyedia jasa harus saling menguntungkan?

Tetapi, ya sudah lah. Sudah nasib kita jadi pelanggan PLN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun