Mohon tunggu...
Maha Rani
Maha Rani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Jangan bilang Ibuku, ya!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kolektor Potret Imaji Bulan

27 Oktober 2013   18:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I

Ritual amat sakral

Dimulai dengan satu hal

Menanti malam-malam bulan bulat

Dimana bulan akan memancarkan sinarnya secara utuh

Cahaya hingga mana-mana

Merasuki sebagian jiwaku, membawa sejuta sukma keagungan sang rembulan

II

Malam itu tiba

Ia bawaku ke tempat tertinggi di kota

Pandang bulan kurun lima detik

Potret bulan dengan lensa mata

Pejam mata secara perlahan

Simpan potret dalam laci ingatan

III

Cium ia pada bibir ranumku

Katakan bahwa ia mengerti

Akulah kolektor potret imaji bulan



IV

Seharusnya putus pandang tiada berarti baginya

Namun itu sangat merisaukan setiap anganku

Hingga ia akan selalu terkungkung sendiri dan gelap

Sering kali ia sembunyi air mata di bawah kasurnya

Tetapi aku melihatnya

Tanpa ia ketahui pasti

Bahwa ia tak dapat melihatku lagi

Bahkan lagi, lagi dan entah sampai kapan



V

Keputusanku bulat

Seutuh bulan purnama malam ini

Kugenggam dua bulan inti di hidupku

Kupasangkan padanya saat ia tertidur di pangkuanku

Itu siang hari, tepat beberapa ribu detik sebelum bulan purnama tiba



VI

Ia terbangun, ia kerjap-kerjapkan matanya

Bisa ia lihat apa yang ada di sekitarnya

Pandanglah ia padaku

Sebelum katanya mengucur dan menenggelamkan aku

Ku katakan padanya

Percayalah padaku

Sudah tiada tempat lagi di laci-laci ingatanku

Tuk potret imaji bulan selanjutnya

Termasuk bulan malam ini

VII

Perhatikan perkataaan akan aku,

Akulah si kolektor potret imaji bulan

Dan aku bersama tiga belas ribu potret imaji bulan

Terpajang di dinding ingatanku



13 mei 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun