Mohon tunggu...
Janette Roseline
Janette Roseline Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis sekaligus founder penerbit cerita penulis. Instagram.com/ceritapenulisku.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Profesi Cheff Pastry Hotel: Menciptakan Karya Seni Lewat Makanan

4 Agustus 2023   20:02 Diperbarui: 4 Agustus 2023   20:10 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artikel. Sumber ilustrasi: freepik

Setiap saya berkunjung ke hotel, saya selalu menantikan makanannya, terutama sajian pastry. Mengapa? Karena saya pecinta makanan enak dengan sajian penuh seni yang enak dipandang mata. Tak pernah saya melewatkan momen untuk memotret makanan tersebut. 

Saya sebagai pecinta seni sekaligus penikmat makanan, sangat tertarik menjadi cheff pastry di dunia perhotelan. Hotel memang bukan hanya menjadi tempat inap tapi juga menjadi tempat mencicipi rasa. Penggabungan rasa dan seni yang disajikan pada pastry, bukan hanya membuat tamu merasa kenyang tapi juga membuat mereka merasa senang.

Memang tidak mudah menjadi seorang cheff pastry sebuah hotel. Ada standar tersendiri yang pasti diberikan oleh pihak hotel. Profesi ini memang cukup menantang namun sangat berkelas dan membanggakan. 

Bagi seorang cheff pastry, hal pertama yang harus diperhatikan adalah seni dekorasi pastry. Kreativitas sangat diperlukan untuk menciptakan tampilan pastry yang indah dipandang hingga para tamu tak tega langsung memakannya. Minimal, mereka akan mengabadikan pastry tersebut di kamera ponsel mereka masing-masing untuk dipamerkan pada teman dan keluarga mereka atau sebagai kenangan bahagia mereka. 

Serunya, Cheff pastry bebas berkreasi menciptakan karya seni mereka lewat makanan. Tentu saja, saya sangat bahagia jika pastry buatan saya bisa membuat mereka terkesan. Kesan pertama memang harus baik agar menarik mereka untuk mencicipi rasanya.

Selain tampilan luar yang menarik, rasa pastry harus diperhatikan. Jangan biarkan tamu kecewa dengan kesan pertama yang sudah dibangun lewat tampilan pastry yang mempesona. 

Sebagai seorang cheff pastry, saya harus mampu menyihir tamu dengan hidangan yang nikmat. Hidangan yang nikmat mampu membuat hati bahagia. Seperti komik yang sering saya baca saat kecil berjudul 'Hopper & Yummy's Kitchen'. 

Dalam komik tersebut, pemeran utama bernama Yummy berusaha membuatkan makanan dengan tampilan yang cantik dan rasa yang enak untuk mendapatkan hati cowok yang menjadi pujaan hatinya. Ia tahu, makanan bisa membuat hati senang. 

Resep-resep pastry yang ditampilkan di dalamnya membuat saya tergiur sehingga mencoba mempraktekkannya. Sayangnya walaupun rasanya cukup enak, tampilannya kurang indah dipandang. Memang tidak mudah dalam membuat pastry yang enak sekaligus menarik mata.

Dalam membuat pastry, seorang cheff harus mampu membuat sajian yang tidak monoton. Saya tidak ingin membuat para tamu yang memakan pastry buatan saya merasa bosan karena rasa yang cenderung itu-itu saja. Oleh karena itu, saya harus banyak belajar dalam mengolah bahan dan menjadikannya sesuatu yang baru. 

Saya ingin terus bereksperimen menciptakan resep-resep pastry baru sehingga memiliki cita rasa yang melekat di hati para tamu. Kombinasi bahan-bahan yang ada diolah dengan sedemikian rupa dan dibuat dengan sepenuh hati, akan menghasilkan sajian pastry yang enak dan tidak membosankan, terutama bagi para pecinta pastry yang sudah sering mencicipi aneka hidangan pastry. Mereka pasti ingin mencicipi sesuatu yang berbeda. Keunikan itu harus ada dan dimiliki oleh seorang cheff. Saya ingin menciptakan resep baru itu.

Saya suka dengan pepatah terkenal Pierre Gagnaire. Memasak melibatkan banyak indera. Ia dibuat untuk mata, mulut, hidung, telinga, dan jiwa. Tidak ada seni lain yang serumit ini. 

Pepatah ini memang benar adanya. Seni tampilan pastry memang menyenangkan mata. Rasanya yang enak menyenangkan mulut. Aroma pastry yang harum menyenangkan hidung. Kesemuanya itu membuat kita tersenyum dan berkata kagum yang kemudian didengar telinga kita. Terakhir, jiwa kita bahagia karena indera kita telah disenangkan. Tak heran, sangat rumit seni membuat pastry ini.

Saya sering memperhatikan para tamu hotel yang datang. Banyak dari mereka memiliki jadwal yang padat dan sibuk sehingga mereka tidak punya banyak waktu untuk makan. Mereka akhirnya lebih memilih makan sajian pastry karena lebih praktis dan cepat habis. 

Selain itu, beberapa orang suka sarapan ala eropa yaitu tidak makan nasi atau makanan berat lainnya. Mereka lebih memilih sajian pastry. Inilah peran penting sajian pastry dalam restoran hotel, menu yang wajib ada di sebuah restoran hotel. Pastry mampu memikat para tamu karena tampilannya yang bagai sebuah karya seni. 

Saya ingin ikut berkontribusi dalam menciptakan karya seni tersebut untuk para tamu. Entah tamu dari dalam negeri maupun tamu dari negara lain. Melihat mereka bahagia menyantap hidangan pastry buatan saya, adalah suatu kebanggaan dan kebahagiaan yang tak terkira. (Jr)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun