Kemeriahan Imlek tahun ini memang tak seramai setahun atau bahkan bertahun-tahun yang lalu. Sama seperti dengan Idul Fitri, biasanya imlek dirayakan  dengan bertamu ke rumah sanak saudara untuk membagikan dan mencari hongbao/angpao. Banyak juga yang sudah merayakan tahun baru berdasarkan kalender lunisolar ini sejak malam sebelum hari h dengan berkumpul bersama di rumah orang tua dan makan-makan.
Di tengah pandemi yang tak kunjung usai dan untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, pada akhirnya tradisi berkumpul pada malam atau hari h imlek pun banyak diurungkan oleh mereka termasuk penulis yang merayakan. Saya hanya merayakan Imlek 2021 yang menandakan pergantian shio dari tikus ke kerbau ini di rumah saja sambil menunggu kiriman amplop merah tanpa amplop melalui transfer antar rekening.
Meski Imlek 2021 tidak bisa dirayakan dengan meriah, beberapa kebiasaan atau tradisi tetap dijalankan. Salah satunya adalah dengan membuat pangsit bersama keluarga yang akan dikonsumsi saat malam imlek dan atau saat hari h. Di China sendiri tradisi untuk membuat pangsit bersama keluarga ini tidak hanya dilakukan saat menjelang Chinese New Year saja, mereka juga membuat pangsit bersama ketika memasuki musim dingin.Â
Dibuatnya makanan yang umumnya berisi daging cincang ini adalah sebagai simbol kekayaan/kemakmuran karena zaman dulu batangan emas di China berbentuk seperti perahu atau mirip dengan bentuk pangsit yang sering kita jumpai saat ini. Â Kerabat dekat saya di China sana juga mengatakan bahwa bila membuat pangsit isinya tidak boleh terlalu sedikit (harus banyak) supaya orang yang memakannya mendapat berkat/keberuntungan yang banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H