Mohon tunggu...
Nurjanna Jamaluddin
Nurjanna Jamaluddin Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Univesitas Negeri Makassar Angkatan 2009. Penulis merupakan salah satu reporter/wartawan kampus di Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi UNM.\r\nPenulis juga adalah salah anggota dari Team Robotron UNM sebagai Reseaching and Information.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tangisku Saat Ku Bertasbih Pada-Mu

16 Agustus 2012   18:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:39 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shalat tasbih. Shalat ini mungkin tidak asing lagi terdengar di telinga kaum muslimin. Shalat yang merupakansalat sunnahyang di dalamnya kitaakan membaca kalimattasbih(kalimat "Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar") sebanyak 300 kali sebanyak 4 rakkat dimana setiap raka'at masing-masing 75 kali tasbih.

Malam itu, tepat di malam ke-28 Ramadhan 1432H, saya dan salah satu temanku mengikuti shalat tasbih yang dilakasanakan di Masjid Jami Al Manar Kecamatan Ujung Kelurahan Ujung Bulu Kota Parepare yang tidak jauh dari posko tempat kami KKN. Sekiar 50-an jamaah masjid yang mengikuti shalat sunnah tersebut. Baik tua maupun yang muda. Shalat ini memang sangat ditunggu-tunggu dan mendapat perhatian lebih bagi sebagian masyarakat muslim. Tak heran jika jamaah yang mengikuti shalat tersebut lumayan banyak.

Pukul 00.16 WITA shalat tasbih pun dimulai. Sebelumnya imam masjid menjelaskan tata cara pelaksanaan shalat tersebut. Hingga semua jamaah mengerti. Shaf dirapatkan. Lampu pun dimatikan. Suasana yang benar-benar berbeda dari yang saya alami sebelumnya. Tampak berbeda dari shalat tasbih yang selama ini saya lakukan di masjid tanah kelahiranku Pinrang Sulsel.

Suasana malam itu benar-benar hening. Lantunan ayat yang berhembus dari mulut sang imam menggetarkan hatiku sejenak. Jamaah tampak khusyuk dalam shalatnya. Mereka begitu menghayati. Begituun dengan diriku. Seskali terdengar suara terseduh dari kejauhan. Hingga akupun merasakan hal itu. Rakaat demi rakaat terlewati dengan sempurna. Meski terasa pegal tapi sungguh melegahkan. Aliran darah terasa begitu lancar.

Ketika shalat sunnah tasbih selesai. Para jamaah pun berzikir sambil mengucapkan salawat nai Muhammad SWT sebanyak 100 kali. Tangis jamaah pun tak terhindari. Bukan hanya jamaah wanita, ini juga dialami oleh jamaah laki-laki. Puncak kekhusyusan pun terasa ketika imam masjid membacakan doa yang begitu menyentuh batin. Awalnya hatiku terasa biasa-biasa saja. Namun, lama kelamaan, aku pun tak mampu menahan tangisku. Doa-doa yang begitu indah dan menggetarkan jiwaku hingga air mataku pun mengalir membasahi talcum shalatku.

Mungkin bagi sebagian orang menilai aku cengeng. Tapi, ini benar-benar tulus dari dalam hatiku. Selama ini, aku jarang menangisi sesuatu. Aku hanya menangis ketika aku melihat pengemis dan orang yang tua rentah. Selain itu, aku tidak pernah menangis. Kata orang aku sosok yang tegar, tapi malam itu, shalat tasbih tersebut mampu membuatku menangis lagi. Inilah hikmah yang ku rasakan setelah melaksanakan shalat tasbih.

Selain itu, juga dijelaskan bahwa shalat ini memiliki hikmahyang besar yakni dapat mencegah perbuatan keji dan kemungkaran, tentu saja darisalattasbihyang dilakukan dengan hati yangikhlasdiharapkan akan dapat pula seseorang yang melakukannya dicegah atau terjaga dari perbuata-perbuatan yang keji lagi mungkar.

Jadi, kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT. Marilah kita memperbanyak shalat sunnah kita, bukan hanya shalat tasbih, tapi juga shalat sunnah yang lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun