Strategi baru Bukalapak, penutupan marketplace dan peluang di produk digital.
Pada tanggal 7 Januari 2025, Bukalapak, salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia, mengumumkan penghentian layanan penjualan produk fisik di marketplace mereka.Â
Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk lebih fokus pada penjualan produk virtual, seperti pulsa prabayar, token listrik, dan layanan digital lainnya.Â
Perjalanan Bukalapak: Dari Marketplace ke Produk Virtual
Didirikan pada tahun 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid, Bukalapak awalnya bertujuan memberdayakan UMKM di Indonesia melalui teknologi.Â
Selama 15 tahun beroperasi, Bukalapak telah menjadi platform bagi jutaan pelapak yang menjual berbagai produk fisik, mulai dari elektronik, gadget, hingga busana.Â
Namun, dengan dinamika pasar dan perubahan pola konsumsi digital, Bukalapak memutuskan untuk mengalihkan fokus bisnisnya.Â
Alasan Penutupan Layanan Marketplace
Keputusan untuk menghentikan penjualan produk fisik didasarkan pada kontribusi segmen tersebut yang hanya sekitar 3 persen terhadap total pendapatan perusahaan.Â
Bukalapak memilih untuk memprioritaskan lini bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar, yaitu produk virtual.
Langkah ini diharapkan dapat mendukung upaya perusahaan mencapai EBITDA positif dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dan menguntungkan.Â
Tahapan Penghentian Layanan
Proses penghentian layanan penjualan produk fisik dilakukan secara bertahap. Pengguna masih dapat melakukan pemesanan hingga 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB.Â
Mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan, sehingga pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini.Â