"Solusi jitu limbah ban mobil: gorong-gorong murah, tahan lama, dan ramah lingkungan"
Indonesia menghadapi masalah besar terkait pengelolaan sampah. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 67 juta ton sampah per tahun, dengan 37,3% di antaranya berasal dari sampah organik.
Limbah ban bekas adalah salah satu masalah lingkungan yang terus meningkat seiring pertumbuhan kendaraan bermotor.Â
Setiap tahun, jutaan ban bekas dibuang dan sering kali menjadi sampah yang tidak terkelola dengan baik.Â
Ban bekas ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai secara alami, bahkan mencapai ratusan tahun.Â
Akibatnya, limbah ini sering kali menumpuk di tempat pembuangan akhir atau terbakar, menyebabkan polusi udara dan tanah.Â
Namun, dengan adanya inovasi daur ulang gorong-gorong dari limbah ban, masalah ini dapat berubah menjadi solusi yang berkelanjutan.
Mengubah Masalah Menjadi Solusi.
Daur ulang ban bekas menjadi gorong-gorong merupakan inovasi yang tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga memberikan manfaat besar bagi pembangunan infrastruktur.Â
Limbah ban memiliki sifat yang tahan lama dan fleksibel, sehingga cocok untuk diaplikasikan sebagai bahan dasar pembuatan gorong-gorong.Â
Dalam penerapan inovasi ini, ban-ban bekas disusun sedemikian rupa untuk membentuk saluran yang berfungsi sebagai pembuangan air atau irigasi.
Proses ini melibatkan langkah-langkah sederhana tetapi efektif.Â