Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tupperware Berhasil Selamat dari Kebangkrutan

14 Januari 2025   21:27 Diperbarui: 14 Januari 2025   21:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk Tupperware. (sumber foto: Sil's Tupperware/Pinterest)

Kisah Tupperware menyelamatkan diri dari kebangkrutan memberikan pelajaran berharga bagi dunia bisnis. 

Tupperware, merek legendaris asal Amerika Serikat yang identik dengan produk wadah penyimpanan makanan, sempat berada di ujung tanduk setelah mengajukan kebangkrutan pada September 2024. 

Merek yang telah berdiri selama lebih dari tujuh dekade ini menghadapi tantangan finansial yang berat akibat penurunan penjualan dan ketidakmampuan bersaing di pasar yang semakin dinamis. 

Namun, pada 29 Oktober 2024, Hakim Brendan Shannon di pengadilan Wilmington, Delaware, menyetujui langkah strategis Tupperware untuk menjual asetnya kepada pemberi pinjaman sebagai upaya restrukturisasi dan penyelamatan bisnis. 

Keputusan ini menjadi titik balik yang memungkinkan Tupperware bangkit dari ambang kebangkrutan.

Krisis yang Mengguncang Tupperware

Tupperware pernah menjadi simbol kesuksesan dalam inovasi produk rumah tangga. Pada era 1950-an hingga 1990-an, merek ini dikenal dengan strategi pemasaran "Tupperware Party" yang inovatif, mempertemukan pelanggan dalam pertemuan informal yang bersifat personal. 

Pada abad ke-21, Tupperware mulai mengalami penurunan kinerja. 

Pola konsumsi masyarakat berubah, ditambah dengan persaingan dari produk-produk murah dan ramah lingkungan yang membanjiri pasar.

Masalah utama Tupperware adalah ketidakmampuan beradaptasi dengan tren digital. 

Ketika merek-merek pesaing memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk menjangkau pelanggan, Tupperware tetap bergantung pada model bisnis tradisionalnya. 

Akibatnya, penjualan terus menurun, sementara utang perusahaan semakin membengkak. 

Pada pertengahan 2024, Tupperware menghadapi situasi genting dengan ancaman kebangkrutan yang nyata.

Restrukturisasi dan Penjualan Aset

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun