Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Helm Batok Kelapa: Inovasi Daur Ulang Limbah Helm

10 Januari 2025   08:18 Diperbarui: 10 Januari 2025   08:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Helm Batok kelapa. (sumber foto: kerajinan miniatur motor tua bahan limbah tempurung kelapa/Facebook)

"Menghidupkan kembali limbah helm dengan sentuhan batok kelapa"

Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, berbagai inovasi daur ulang semakin bermunculan, salah satunya adalah modifikasi helm bekas menggunakan batok kelapa. 

Helm Batok kelapa. (sumber foto: kerajinan miniatur motor tua bahan limbah tempurung kelapa/Facebook))
Helm Batok kelapa. (sumber foto: kerajinan miniatur motor tua bahan limbah tempurung kelapa/Facebook))

Limbah helm yang sudah rusak atau tidak terpakai sering kali menjadi masalah lingkungan yang serius. 

Namun, dengan kreativitas dan teknologi yang terus berkembang, limbah ini dapat diubah menjadi helm baru yang layak pakai, kuat, dan memiliki daya saing dengan helm modern di pasaran.

Masalah Limbah Helm

Helm merupakan perlengkapan wajib bagi pengendara motor demi keselamatan. 

Namun, helm juga memiliki masa pakai tertentu. 

Helm yang sudah rusak atau tidak terpakai biasanya dibuang begitu saja, menciptakan masalah limbah yang sulit terurai. 

Limbah helm. (sumber foto: boschettophotography/iStock)
Limbah helm. (sumber foto: boschettophotography/iStock)

Material helm, seperti plastik polikarbonat dan busa EPS (expanded polystyrene), membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami. 

Akibatnya, helm bekas sering kali menumpuk di tempat pembuangan akhir atau bahkan mencemari lingkungan.

Selain itu, helm bekas jarang dimanfaatkan kembali karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun