Sorghum, bahan baku pembuatan bioetanol untuk campuran bahan bakar minyak ramah lingkungan.
Seiring meningkatnya perhatian dunia terhadap keberlanjutan lingkungan dan perubahan iklim, kebutuhan akan sumber energi terbarukan semakin mendesak.Â
Salah satu solusi yang tengah berkembang adalah bioetanol, bahan bakar cair yang dihasilkan dari fermentasi biomassa.Â
Bioetanol dapat dicampurkan dengan bahan bakar minyak (BBM) untuk mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada energi fosil.Â
Dalam konteks ini, tanaman sorgum muncul sebagai bahan baku potensial yang ramah lingkungan dan efisien.
Sorghum: Tanaman Multifungsi yang Tahan Tantangan
Sorghum (Sorghum bicolor) adalah tanaman serbaguna yang dikenal karena kemampuan adaptasinya terhadap berbagai kondisi lingkungan.Â
Tanaman ini tahan terhadap kekeringan, suhu tinggi, dan dapat tumbuh di lahan marjinal yang tidak cocok untuk tanaman lain.Â
Kemampuan ini membuat sorgum sangat relevan untuk negara-negara tropis seperti Indonesia, yang memiliki variasi geografis dan iklim yang luas.
Keunggulan sorgum dalam pembuatan bioetanol terletak pada kandungan gula yang tinggi di batangnya, yang mudah diekstraksi dan difermentasi menjadi etanol.Â
Selain itu, sorgum memiliki siklus pertumbuhan yang singkat, yaitu sekitar 4-5 bulan, sehingga memungkinkan panen berulang dalam satu tahun.Â
Dengan produktivitas yang tinggi dan kebutuhan air yang relatif rendah, sorgum adalah pilihan ideal untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan.