Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Slow Living di Rajadesa Ciamis: Hidup Sederhana, Nyaman dan Bersahabat dengan Alam

23 Desember 2024   00:55 Diperbarui: 23 Desember 2024   03:43 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
konsep slow living diterapkan dengan bercocok tanam melalui kebun pangan keluarga. (sumber: Jandris_Sky)

Bercocok tanam dan membangun kebun pangan keluarga dengan slow living di Rajadesa Ciamis.

Dalam era modern yang serba cepat, konsep slow living muncul sebagai respons terhadap budaya instan yang mendominasi kehidupan sehari-hari. 

Filosofi ini mengajak kita untuk melambat, menikmati setiap momen, dan menjalani hidup dengan lebih sadar. 

Gaya hidup ini pertama kali diperkenalkan di Italia pada tahun 1980-an dan dipopulerkan oleh Carl Honor melalui bukunya In Praise of Slowness (2004). 

Dengan lahan yang cukup, dengan menanam berbagai tanaman, budidaya sayuran, dan tanaman herbal. (sumber: Jandris_Sky)
Dengan lahan yang cukup, dengan menanam berbagai tanaman, budidaya sayuran, dan tanaman herbal. (sumber: Jandris_Sky)

Di Rajadesa Ciamis - Jawa Barat, konsep slow living diterapkan dengan bercocok tanam melalui kebun pangan keluarga, yang memberikan manfaat berkelanjutan baik bagi individu maupun lingkungan.

Mengapa Slow Living Cocok untuk Kehidupan Desa?

Hidup di desa seperti Rajadesa Ciamis memberikan ruang bagi masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih dekat dengan alam. 

Hidup di desa memberikan ruang untuk menjalani kehidupan yang lebih dekat dengan alam. (sumber: Jandris_Sky)
Hidup di desa memberikan ruang untuk menjalani kehidupan yang lebih dekat dengan alam. (sumber: Jandris_Sky)

Dengan lahan yang cukup, kita dapat menanam berbagai tanaman, membudidayakan sayuran, dan bahkan merawat tanaman herbal. 

Aktivitas ini bukan hanya menjadi rutinitas sehari-hari, tetapi juga cara untuk lebih menghargai sumber daya alam.

Konsep slow living selaras dengan pola hidup desa yang cenderung tenang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun