Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Hijau dan Hilirisasi Minerba: Menata Masa Depan Bagi Keberlanjutan Pembangunan Nasional

4 November 2024   19:00 Diperbarui: 4 November 2024   20:58 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak perusahaan yang masih enggan berinvestasi dalam teknologi hijau karena biaya awal yang tinggi. (sumber: bing image creator/AI)

Hilirisasi mineral dan batubara (minerba) menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. 

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, khususnya di sektor mineral dan batubara (minerba), yang telah lama menjadi bagian penting dalam kontribusi terhadap perekonomian negara. 

Namun, potensi luar biasa ini belum sepenuhnya terwujud dalam nilai tambah ekonomi yang maksimal karena masih didominasi oleh ekspor bahan mentah. 

Pemerintah mulai menyadari pentingnya mendorong hilirisasi di sektor minerba guna menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

Potensi sumber daya alam yang besar, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan kekayaan mineral dan batubara, tidak hanya sebagai komoditas ekspor mentah, tetapi sebagai produk dengan nilai tambah tinggi melalui proses hilirisasi yang berkelanjutan.

Pendekatan ini bukan hanya berorientasi pada nilai ekonomi, tetapi juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menciptakan ekonomi hijau, yaitu ekonomi yang memprioritaskan keberlanjutan dan keseimbangan ekologi. 

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 9 September 2024 menunjukkan bahwa realisasi produksi batubara dalam negeri mencapai 541,18 juta metrik ton, atau sekitar 76,22 persen dari target yang telah ditetapkan. 

Dari total produksi ini, realisasi domestik mencapai 241,48 juta metrik ton, sementara ekspor mencapai 273,99 juta ton.

Pencapaian ini menggambarkan tingginya peran sektor minerba dalam mendukung perekonomian nasional, meskipun ke depannya tantangan besar tetap ada: bagaimana mentransformasikan produksi batubara dan mineral tersebut menjadi produk-produk bernilai tambah yang memiliki dampak ekonomi lebih besar dan ramah lingkungan. 

Bagaimana hilirisasi minerba, jika dilakukan dengan prinsip-prinsip ekonomi hijau, dapat memperkuat ekonomi nasional sekaligus menata masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dengan komitmen menuju Indonesia Emas 2045, saat negara ini akan merayakan 100 tahun kemerdekaannya, pemerintah telah berupaya membangun infrastruktur, regulasi, serta kerangka kerja yang kuat guna memaksimalkan potensi hilirisasi mineral dan batubara. 

Upaya ini bertujuan untuk memastikan sektor minerba mampu berperan lebih signifikan dalam menopang perekonomian, membuka lapangan kerja, meningkatkan kemandirian industri, dan mendukung keberlanjutan.

1. Urgensi Hilirisasi dalam Mewujudkan Ekonomi Hijau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun