Transisi energi bersih, peran bisnis solusi produk dalam mengurangi jejak karbon.
Transisi menuju energi bersih merupakan langkah krusial dalam upaya global mengatasi perubahan iklim.Â
Dalam dekade terakhir, peningkatan emisi gas rumah kaca yang berasal dari penggunaan bahan bakar fosil telah memperburuk krisis lingkungan.Â
Untuk menanggulangi masalah ini, dunia perlu segera beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti energi terbarukan, termasuk tenaga surya, angin, dan air.Â
Data dari Global Carbon Atlas tahun 2021 menunjukkan bahwa emisi karbon dioksida (CO) global mencapai sekitar 36.000 metrik ton (MtCO).Â
Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang 615,93 MtCO atau sekitar 1,72 persen dari total emisi global, menjadikannya negara dengan peringkat ke-10 penyumbang emisi karbon terbanyak di dunia.
Angka ini menunjukkan betapa besar kontribusi Indonesia terhadap perubahan iklim global, terutama mengingat ketergantungan yang signifikan pada bahan bakar fosil untuk produksi energi dan sektor industri.Â
Dalam konteks transisi energi bersih, fakta ini semakin menegaskan urgensi bagi Indonesia untuk mempercepat peralihan ke energi terbarukan dan menerapkan langkah-langkah mitigasi yang lebih agresif dalam mengurangi jejak karbonnya.
Langkah-langkah Mengembangkan Infrastruktur Energi Terbarukan.
Mengadopsi teknologi yang lebih efisien, dan meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan pelaku bisnis dan masyarakat luas menjadi semakin penting.Â
Pemerintah Indonesia juga harus memperkuat kebijakan iklimnya dan memberikan insentif bagi perusahaan yang mengadopsi solusi berkelanjutan.
Salah satu aktor penting dalam proses transisi energi bersih adalah sektor bisnis.Â
Perusahaan yang menawarkan solusi produk berkelanjutan memiliki peran strategis dalam mengurangi jejak karbon, tidak hanya dari proses produksi mereka sendiri, tetapi juga dari produk yang mereka tawarkan ke konsumen.