Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paus Fransiskus: Pentingnya Membangun Jembatan, Bukan Tembok, Antara Pemeluk Agama Yang Berbeda

3 September 2024   21:07 Diperbarui: 3 September 2024   21:27 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sri Paus Fransiskus memandang dialog antaragama sebagai fondasi bagi perdamaian yang berkelanjutan. 


Di dunia yang semakin kompleks dan terkoneksi, perbedaan antarumat beragama sering kali menjadi pemicu ketegangan dan konflik. 

Dalam situasi seperti ini, suara pemimpin agama yang menyerukan perdamaian dan harmoni sangatlah penting. 

Sri Paus Fransiskus, sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia, menjadi salah satu figur yang paling vokal dalam mempromosikan pentingnya dialog antaragama. 

Salah satu pesan utama beliau adalah pentingnya membangun jembatan, bukan tembok, antara pemeluk agama yang berbeda. 

Pesan ini mencerminkan komitmen Sri Paus terhadap perdamaian, persaudaraan, dan penghormatan terhadap keberagaman yang ada di dunia.

Membangun jembatan antarumat beragama adalah langkah penting dalam upaya menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis. 

Dalam berbagai kesempatan, Sri Paus Fransiskus telah menyuarakan pentingnya dialog antaragama sebagai sarana untuk mencapai saling pengertian, mengatasi prasangka, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan global. 

Beliau menegaskan bahwa keberagaman agama seharusnya menjadi sumber kekuatan, bukan perpecahan. 

Dalam konteks ini, membangun jembatan berarti menciptakan ruang untuk saling mendengarkan, menghargai perbedaan, dan mencari titik temu yang dapat menguntungkan semua pihak.

1. Dialog Antaragama sebagai Fondasi Perdamaian

Sri Paus Fransiskus memandang dialog antaragama sebagai fondasi bagi perdamaian yang berkelanjutan. 

Dialog ini bukan hanya sekadar pertukaran pandangan, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun hubungan yang didasarkan pada rasa saling menghormati dan kepercayaan. 

Di dunia yang kerap kali dibayangi oleh konflik atas nama agama, dialog antaragama menjadi jembatan yang menghubungkan pemeluk agama yang berbeda, memungkinkan mereka untuk bekerja sama dalam mewujudkan tujuan-tujuan bersama, seperti mempromosikan keadilan sosial, melindungi lingkungan, dan membantu mereka yang terpinggirkan.

2. Membangun Jembatan, Bukan Tembok

Dalam berbagai pidato dan ajaran, Sri Paus Fransiskus sering kali mengingatkan pentingnya membangun jembatan, bukan tembok, antara pemeluk agama yang berbeda. 

Membangun tembok mencerminkan sikap eksklusif dan defensif, yang hanya akan memperburuk ketegangan dan menciptakan jurang yang semakin dalam di antara umat manusia. 

Sebaliknya, membangun jembatan melibatkan upaya untuk mendekatkan diri, mengatasi perbedaan, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Jembatan, dalam pengertian ini, adalah simbol keterbukaan, kerendahan hati, dan komitmen untuk hidup berdampingan dalam damai.

3. Contoh Nyata Membangun Jembatan

Sri Paus Fransiskus telah memberikan contoh nyata dalam membangun jembatan antarumat beragama. 

Salah satu contoh yang menonjol adalah kunjungan beliau ke Uni Emirat Arab pada tahun 2019, di mana beliau menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia bersama dengan Sheikh Ahmed el-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar. 

Dokumen ini menegaskan komitmen bersama untuk mempromosikan persaudaraan dan perdamaian antara umat beragama, serta mengutuk segala bentuk kekerasan atas nama agama. Ini adalah langkah konkrit dalam membangun jembatan antara Kristen dan Islam, dua agama terbesar di dunia.

4. Tantangan dalam Membangun Jembatan

Namun, membangun jembatan antarumat beragama bukanlah tugas yang mudah. Tantangan seperti intoleransi, radikalisme, dan ketidakpahaman masih sering kali menjadi penghalang. 

Sri Paus Fransiskus menyadari bahwa membangun jembatan membutuhkan keberanian, komitmen, dan kesediaan untuk mengakui kelemahan diri sendiri. 

Beliau selalu mengajak umat beragama untuk tidak takut dalam menghadapi perbedaan, tetapi sebaliknya, melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan berkembang bersama.

Pesan Sri Paus Fransiskus tentang pentingnya membangun jembatan, bukan tembok, antara pemeluk agama yang berbeda adalah panggilan untuk seluruh umat manusia agar bersama-sama menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis. 

Dengan membangun jembatan, kita tidak hanya memperkuat hubungan antarumat beragama, tetapi juga memperkokoh fondasi untuk masa depan yang lebih baik bagi semua. 

Dialog antaragama, ketika dilakukan dengan penuh ketulusan dan keterbukaan, dapat menjadi jalan untuk mengatasi perpecahan dan membangun persaudaraan sejati yang melintasi batas-batas kepercayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun