Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Atap Genteng dari Bambu: Solusi Inovatif dan Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

10 Juli 2024   00:36 Diperbarui: 10 Juli 2024   00:50 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon bambu (sumber: nature and garden.com)

Memanfaatkan bahan alami seperti bambu, kita tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan tetapi juga menciptakan hunian yang nyaman dan harmonis dengan alam.

Bambu, tanaman yang tumbuh subur di kawasan tropis, kini semakin banyak dimanfaatkan dalam berbagai inovasi bangunan berkelanjutan. 

Selain ramah lingkungan, atap genteng bambu juga menawarkan estetika alami yang dapat meningkatkan keindahan dan keselarasan bangunan dengan lingkungan sekitar.

Bambu memberikan kesan alami dan tradisional yang dapat meningkatkan nilai estetika rumah, terutama bagi mereka yang menginginkan nuansa alami dan tradisional.

Atap genteng dari bambu dari alam yang ramah lingkungan (sumber: Pinterest/หลังคา )
Atap genteng dari bambu dari alam yang ramah lingkungan (sumber: Pinterest/หลังคา )

Salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian adalah atap genteng dari bambu, yang menawarkan solusi ramah lingkungan dan estetika alami yang memukau.

Potensi Bambu di Indonesia

Indonesia adalah rumah bagi 176 spesies bambu dari total 1620 jenis bambu di dunia, yang berasal dari 80 negara. Ini berarti 10% jenis bambu di dunia berada di Indonesia. 

Pohon bambu (sumber: nature and garden.com)
Pohon bambu (sumber: nature and garden.com)

Bahkan, sekitar 105 jenis bambu di Indonesia merupakan tanaman endemik. Di antara bambu yang tumbuh di Indonesia, 50% nya merupakan bambu endemik dan setengah dari jumlah tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

Bambu bermanfaat bagi ekonomi, konservasi, dan kebudayaan. Indonesia diperkirakan memiliki lebih dari 1 juta hektar tanaman bambu, namun hanya 25.000 hektar yang telah dikelola dalam bentuk hutan atau kebun bambu. 

Sisanya tumbuh secara sporadis. Dengan potensi yang sangat menjanjikan, bambu mudah dikembangkan dan memiliki daur hidup yang relatif cepat dengan waktu panen hanya 3 -- 4 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun