Sanitasi merupakan rangkaian praktik dan infrastruktur yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan manusia dengan memastikan pengelolaan limbah manusia yang aman dan layanan akses air bersih.
Sanitasi buruk di Jakarta merupakan gambaran dari masalah kompleks yang meliputi akses terbatas terhadap fasilitas sanitasi yang layak, praktik-praktik tidak higienis seperti pembuangan tinja langsung ke sungai, serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.Â
Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh kota metropolitan dengan pertumbuhan cepat dan tekanan urbanisasi yang tinggi, di mana pembangunan infrastruktur sanitasi sering tidak mampu mengikuti laju perkembangan penduduk dan kebutuhan masyarakat.Â
Sanitasi buruk Jakarta juga menyoroti ketidaksetaraan akses terhadap fasilitas sanitasi yang masih ada antara kawasan perkotaan yang terpencil dan kawasan perkotaan yang lebih modern, serta perlu adanya upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mencari solusi yang berkelanjutan.
Di tengah gemerlapnya kemajuan modernitas, Jakarta masih menghadapi tantangan besar terkait sanitasi.Â
Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah praktik buang hajat langsung ke kali, yang masih sering terjadi di beberapa kawasan ibu kota.
Kebiasaan ini, meskipun sudah dilarang dan dianggap tidak manusiawi, tetap bertahan di tengah masyarakat yang terbatas aksesnya terhadap fasilitas sanitasi yang layak.Â
Diperparah dengan kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya sanitasi yang baik, praktik ini menjadi norma yang sulit diubah.
Dampaknya tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan masyarakat, tetapi juga menciptakan masalah lingkungan yang serius.Â
Pembuangan tinja langsung ke sungai mengakibatkan pencemaran air yang berpotensi merugikan kehidupan akuatik dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.