Krisis ISBN di Indonesia berdampak pada kesulitan penerbitan buku-buku yang belum terbit dengan ISBN. Banyak buku yang harus ditunda atau bahkan batal terbit karena kehabisan nomor ISBN.Â
Hal ini tentu merugikan para penulis, penerbit, dan pembaca yang mengharapkan buku-buku berkualitas dan bermutu. Selain itu,Â
Krisis ISBN juga berpengaruh pada sistem perpustakaan nasional.Â
Buku-buku yang terbit tanpa ISBN tidak bisa tercatat dalam sistem Perpusnas, sehingga sulit untuk dilacak dan didistribusikan secara luas. Krisis ISBN juga menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas dan akuntabilitas penerbitan buku di Indonesia.Â
Apakah ada mekanisme seleksi dan penilaian yang ketat untuk menjamin kualitas buku-buku yang diterbitkan?Â
Apakah ada regulasi dan sanksi yang tegas untuk mencegah penyalahgunaan nomor ISBN?
Cara Mengatasi Krisis ISBN di Indonesia.
Untuk mengatasi krisis ISBN di Indonesia, diperlukan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak yang terlibat dalam dunia penerbitan.Â
1. Perpusnas harus segera mengajukan permohonan pengalokasian nomor ISBN baru kepada Badan Internasional ISBN. Permohonan ini harus disertai dengan data dan laporan yang valid dan transparan tentang penggunaan nomor ISBN sebelumnya.Â
2. Perpusnas harus meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap penyaluran nomor ISBN kepada penerbit-penerbit di Indonesia.Â
Perpusnas harus memastikan bahwa nomor ISBN hanya diberikan kepada buku-buku yang memenuhi standar kualitas dan kelayakan penerbitan. Perpusnas juga harus memberikan sanksi kepada penerbit-penerbit yang menyalahgunakan nomor ISBN, misalnya dengan mencabut nomor ISBN atau melarang penerbitan buku selama periode tertentu.
3. Penerbit di Indonesia harus lebih selektif dan profesional dalam menerbitkan buku-buku dengan ISBN.Â
Penerbit harus melakukan proses editing, proofreading, layout, dan desain yang baik dan benar. Penerbit juga harus mempertimbangkan pasar dan permintaan pembaca terhadap buku yang akan diterbitkan. Penerbit harus menghindari penerbitan buku yang tidak memiliki nilai tambah dan manfaat, seperti buku fanfict, web novel, atau self publish.Â
4. Penulis-penulis di Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif dalam menulis buku-buku dengan ISBN.Â