Dalam era di mana akses terhadap bahan bakar semakin sulit dan mahal, masyarakat ekonomi lemah menghadapi tantangan. Minyak tanah yang sulit didapat dan harga gas LPG yang melambung tinggi menjadi kendala utama. Faktor ini terkait dengan sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui dan meningkatnya jumlah populasi, memperbesar pemakaian bahan bakar.
Di tengah beragam pengolahan pisang, limbah kulit pisang muncul sebagai masalah lingkungan. Namun, inilah saatnya untuk melihat kulit pisang sebagai potensi solusi.Â
Pemanfaatan kulit pisang sebagai briket menawarkan alternatif yang sangat dibutuhkan.
Proses pembuatan briket sederhana, melibatkan kulit pisang kepok, serbuk gergaji, tepung kanji, dan air. Dengan menggabungkan bahan-bahan ini, briket dapat diproduksi secara efisien. Briket ini tidak hanya mudah ditemukan, tetapi juga terjangkau secara finansial.
Pengolahan kulit pisang menjadi briket melibatkan beberapa tahap yang relatif sederhana. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Pengumpulan Kulit Pisang:
Kumpulkan kulit pisang kepok secara bersih dan hindari kontaminasi dengan bahan lain. Pastikan kulit pisang yang digunakan dalam kondisi segar.
2. Pengeringan dan Pembakaran Kulit Pisang:
Kulit pisang dipecah atau dipotong kecil-kecil untuk memudahkan pengeringan. Kemudian, bakar kulit pisang hingga gosong. Proses ini membantu mengurangi kadar air dan meningkatkan keberlanjutan briket.