Kerja keras memang layak dihargai, tetapi ketika dipaksakan melampaui batas, itu bisa menjadi bumerang. Ada pepatah yang mengingatkan bahwa "orang yang tunggangannya adalah kerja keras, maka kerja keras itu menjadi tunggangan terberat."Â
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa akibat budaya kerja berlebihan ini, beberapa orang menghadapi masalah serius seperti depresi, ketidakseimbangan hidup, bahkan kematian.
Hustle culture, yang mendorong workaholism atau obsesi terhadap pekerjaan, seolah menjadi mantra kesuksesan. Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan yang dibangun di atas reruntuhan kesehatan mental dan fisik tidak akan berkelanjutan.Â
Penting untuk tidak hanya bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas, tuntas, dan dengan ikhlas.
Budaya ini telah membuat banyak orang meyakini bahwa tidur sedikit, bekerja lebih, dan mengorbankan waktu bersama keluarga adalah kunci kesuksesan. Namun, kelelahan kronis dan stres dapat merusak kesejahteraan secara keseluruhan.Â
Perlu disadari bahwa istirahat yang cukup, waktu bersantai, dan kehidupan pribadi yang seimbang memiliki peran krusial dalam mencapai keberhasilan jangka panjang.
Solusi Melawan Racun Hustle Culture
1. Atur Prioritas:
Tentukan prioritas yang jelas dalam hidupmu. Fokus pada pekerjaan yang benar-benar penting dan memberikan nilai tambah, bukan sekadar sibuk tanpa arah.
2. Tetapkan Batas Waktu:
Tentukan batas waktu untuk bekerja dan istirahat. Pisahkan waktu kerja dan waktu pribadi dengan jelas untuk menjaga keseimbangan.
3. Jaga Kesehatan Mental: