Budikdamber (Budidaya Ikan di Dalam Ember) menggabungkan budidaya ikan dan penanaman dengan metode akuaponik dalam satu wadah. Ini merupakan solusi cerdas untuk menghadapi kendala lahan dan musim kemarau panjang.
Dalam Budikdamber, kita dapat menanam ikan lele, yang merupakan ikan yang mudah ditemukan, tahan cuaca, dan memiliki hasil panen cepat. Ikan ini bisa dijual atau diolah menjadi produk makanan sebagai bahan pangan lokal. Sementara itu, tanaman kangkung, dengan pertumbuhan cepatnya, dapat digunakan untuk konsumsi rumah tangga atau dijual.
Latar belakang dari konsep Budikdamber (Budidaya Ikan di Dalam Ember) muncul sebagai respons terhadap beberapa faktor dan masalah yang relevan:
1. Ketahanan Pangan:Â Kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan telah meningkat, terutama di lingkungan perkotaan. Dalam situasi ini, pendekatan berbasis rumah tangga untuk menumbuhkan makanan menjadi kunci utama pangan lokal.
2. Keterbatasan Lahan: Di lingkungan perkotaan, lahan untuk pertanian sebagai pemenuhan pangan lokal seringkali sangat terbatas. Sebagian besar masyarakat tidak memiliki lahan yang luas untuk berkebun.
3. Kemudahan Akses:Â Dengan hadirnya infrastruktur dan toko perlengkapan pertanian di berbagai daerah, akses ke peralatan pertanian dan bahan tanam menjadi lebih mudah.
4. Hemat Air: Budidaya ikan dan tanaman dalam satu wadah menggunakan metode akuaponik lebih efisien dalam penggunaan air, yang menjadi semakin penting dalam situasi lingkungan yang kering dan perubahan iklim.
5. Ekonomi Keluarga:Â Selain pemenuhan kebutuhan pangan lokal, budikdamber juga memberikan peluang ekonomi. Masyarakat dapat menjual hasil panen ikan dan tanaman, meningkatkan pendapatan keluarga.
Dengan latar belakang ini, budikdamber menjadi solusi inovatif untuk mengatasi berbagai masalah, memungkinkan masyarakat dengan lahan terbatas untuk berkebun dan budidaya ikan secara efisien, dengan dampak positif pada ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.