"Optimalisasi Bahan Baku Lokal: Bonggol Pohon Pisang sebagai Alternatif dalam Produksi Bioetanol"
Penggunaan bahan bakar fosil yang berkelanjutan semakin menjadi perhatian utama di era modern ini. Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi yang terbatas dan mereduksi dampak negatif terhadap lingkungan, mencari alternatif energi terbarukan telah menjadi suatu keharusan.Â
Salah satu solusi yang menarik adalah produksi bioetanol dari bahan baku lokal, dalam hal ini bonggol pohon pisang telah muncul sebagai opsi yang menjanjikan.
Pohon pisang dapat dijadikan bahan baku untuk produksi bioetanol. Namun, penting untuk memahami bahwa bagian dari pohon pisang yang dapat digunakan untuk menghasilkan bioetanol adalah bonggol atau umbi pisang, bukan bagian lainnya seperti batang atau daunnya.
Bonggol pohon pisang, yang sebelumnya dianggap sebagai limbah pertanian yang tidak bernilai, ternyata memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan bioetanol.Â
Bonggol pohon pisang merupakan bagian yang tidak terpakai setelah buah pisang dipanen. Biasanya, bonggol ini dibuang begitu saja atau digunakan sebagai pakan ternak. Namun, dengan optimalisasi bahan baku lokal ini kita dapat mengubahnya menjadi sumber energi yang berharga.
Proses produksi bioetanol dari bonggol pohon pisang dimulai dengan penghancuran dan pemisahan seratnya. Serat-serat ini kemudian dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat yang akan difermentasi oleh mikroorganisme seperti ragi.Â
Fermentasi akan menghasilkan etanol, yang kemudian dapat dipisahkan dan dimurnikan menjadi bioetanol yang siap digunakan sebagai bahan bakar.