Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi Keagamaan, Solusi Melawan Ujaran Kebencian

25 Juni 2023   00:00 Diperbarui: 25 Juni 2023   00:02 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tengah perkembangan teknologi informasi yang pesat, media sosial dan platform online telah menjadi tempat utama bagi interaksi sosial dan pertukaran informasi. 

Namun, sayangnya fenomena ujaran kebencian juga semakin marak di ruang digital. 

Ujaran kebencian sering kali melibatkan isu agama dan dapat menimbulkan konflik serta merusak kerukunan antarumat beragama. 

Dalam konteks ini, penting untuk membangun literasi keagamaan yang kuat sebagai bentuk respons positif untuk melawan ujaran kebencian dan mempromosikan dialog yang toleran dan inklusif.

Literasi keagamaan mencakup pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama, serta kemampuan untuk menerapkan dan menginterpretasikan ajaran agama secara kontekstual. 

Literasi keagamaan bukan hanya tentang pengetahuan agama, tetapi juga tentang memahami dan menghargai keragaman keyakinan serta berkomunikasi secara efektif dengan kelompok agama lain. 

Literasi keagamaan melibatkan kemampuan untuk menganalisis dan memahami konteks sosial, politik, dan budaya yang mempengaruhi praktik keagamaan.

Mengapa Literasi Keagamaan Penting untuk Melawan Ujaran Kebencian:

1. Pemahaman yang lebih mendalam: Literasi keagamaan memungkinkan individu untuk memahami dan menghargai ajaran agama dengan cara yang akurat dan komprehensif. Dengan pemahaman yang lebih baik, seseorang dapat membedakan antara pesan yang damai dan membangun dengan ujaran kebencian yang merugikan.

2. Promosi toleransi dan inklusivitas: Literasi keagamaan yang kuat membantu membangun sikap toleransi dan inklusivitas terhadap kelompok agama lain. Ini menciptakan ruang bagi dialog saling pengertian dan kolaborasi antara berbagai agama, mengurangi risiko konflik dan mempromosikan perdamaian.

3. Menghentikan penyebaran ujaran kebencian: Dengan literasi keagamaan, individu dapat mengidentifikasi ujaran kebencian yang bersifat agamis dan menghentikan penyebarannya. Mereka dapat menyadari upaya manipulasi, memeriksa kebenaran informasi yang mereka terima dan menolak menyebarkan pesan yang merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun