Business exit atau keluar dari bisnis merupakan proses di mana seorang pengusaha mengambil keputusan untuk keluar dari bisnis yang sedang dijalankan.Â
Business exit dapat dilakukan karena berbagai alasan, seperti pensiun, perubahan arah bisnis atau keinginan untuk memulai bisnis baru. Keluar dari bisnis bisa berarti menghentikan operasi bisnis seketika, namun bisa juga melibatkan penjualan bisnis kepada pihak lain atau mengalihkan kepemilikan bisnis ke anggota keluarga atau manajemen bisnis.
Exit strategy biasanya dibuat pada awal bisnis berdiri dan diadaptasi sesuai dengan keadaan bisnis. Strategi keluar dari bisnis bisa berupa penjualan bisnis kepada investor, pengambilalihan oleh perusahaan lain, merger dengan bisnis lain atau membubarkan bisnis.
Dalam membuat exit strategy, pemilik bisnis harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti kesehatan bisnis, pasar dan potensi keuntungan. Tujuan dari exit strategy adalah untuk memastikan bahwa bisnis dapat keluar dengan lancar dan memberikan hasil yang optimal bagi pemilik bisnis atau pengusaha. Exit strategy juga memungkinkan bisnis untuk memperoleh nilai yang optimal dari penjualan atau transfer kepemilikan bisnis, sehingga pemilik bisnis dapat memanfaatkan hasilnya untuk keperluan pribadi atau investasi bisnis baru.
Menurut beberapa ahli, business exit merupakan salah satu bagian penting dalam siklus hidup bisnis, di mana pemilik bisnis atau pengusaha memutuskan untuk menjual bisnis atau mengalihkan kepemilikannya kepada pihak lain.Â
Dalam buku "Business Exit Planning: Options, Value Enhancement and Transaction Management for Business Owners"Â yang ditulis oleh Les Nemethy, business exit adalah sebuah strategi yang dipersiapkan oleh pemilik bisnis untuk mengoptimalkan nilai bisnis dan mendapatkan hasil yang maksimal dari penjualan atau pengalihan kepemilikan bisnis.
Ahli lainnya, seperti Andrew J. Sherman dalam bukunya yang berjudul "Mergers and Acquisitions from A to Z," mengatakan bahwa business exit adalah sebuah strategi yang dipersiapkan untuk membantu pemilik bisnis mengalihkan kepemilikan bisnis dengan cara yang paling menguntungkan.Â
Dalam hal ini, strategi exit harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti kondisi bisnis, pasar, dan potensi keuntungan, sehingga pemilik bisnis dapat keluar dengan lancar dan mendapatkan hasil yang optimal dari penjualan atau transfer kepemilikan bisnis.
Ada dua alasan pelaku bisnis akan menerapkan business exit strategy's. Pertama, Anda ingin memaksimalkan keuntungan pribadi karena bisnis yang dijalani sudah memiliki value yang sangat tinggi.Â
Kedua, bisnis yang dijalani mengalami kerugian dan Anda perlu menyelamatkannya untuk mengurangi loss yang sudah dan akan terjadi di masa depan.
Secara teknis, menyatakan kebangkrutan juga menjadi salah satu strategi untuk keluar dari sebuah bisnis. Namun, sebagian besar pelaku bisnis akan menghindari cara yang satu ini untuk keluar dari usaha yang dijalankannya. Bisa dibilang, memutuskan untuk bangkrut merupakan alternatif terakhir yang akan diambil.