"Sepengal Kata Di  Usia Senjamu"
Hari itu.....
Sabtu....
Lima puluh tahun yang lalu....
aku dilahirkan dari rahimnya.
Seorang laki-laki yang sudah memiliki tiga orang anak gadis.
Terlahir sebagai anak yang tak disangka-sangka keberadaannya.
Awalnya mungkin perempuan yang tidak muda lagi itu sedikit shock, tapi naluri seorang ibu tidak mungkin bisa memungkiri.
Bayi yang katanya digadang-gadangkan sebagai anak bungsu itu ternyata memang tidak memiliki lagi saudara setelah kelahirannya.
Lima puluh bukan angka yang sedikit...
Lima puluh tahun bukan angka yang banyak saat itu.
Bersyukur memiliki saudara yang baik meskipun satu diantara kami sudah terlebih dulu dipanggil oleh pemilikNya.
Sebagai anak paling bungsu, aku memang lumayan keras kepala dan adakalanya keluar sifat manjanya.
Tapi, saking keras batok kepalanya itu, manjanya bisa berubah menjadi garang dan paling malas tergantung sama orang lain.
Hei.....
Si keras kepala....
Selamat hari lahir ya....
Belajarlah melembutkan diri dan jangan lelah mengasah sifat sabarnya.
Kita pernah mengukir kisah dan kenangan, kita pernah membagi kasih bersama bahkan semua keluh kesal pernah kita lewati.
Aktifitas ini adalah aktifitas yang sudah saya tinggalkan namun masih tetap saya rindukan.
Saya bekerja keras bukan mengejar dunia tapi karna saya tau bagaimana rasanya direndahkan saat tidak memiliki apapun.