Padang savana yang diberi nama lapangan Curugbuang ini dikelilingi oleh bukit-bukit, sungguh sebuah karya alam yang menakjubkan. Warga Pandeglang sendiri tidak banyak yang tahu tentang keberadaan Curugbuang ini. Malah keindahannya banyak dikagumi dan dinikmati oleh para pengunjung dari luar, terutama dari berbagai komunitas pengendara motor besar (bikers).
Sekitar 3-4 tahun lalu, intensitas pengunjung cukup lumayan tinggi ke Curugbuang. Tapi lagi-lagi warga masyarakat berfaham fanatik telah "menutup" tempat itu. Mereka takut Curugbuang dijadikan tempat mesum atau perbuatan tidak halal lainnya. Jadi, untuk saat ini jangan bermimpi bisa kesana dengan membawa orang terkasih karena bisa dicurigai yang tidak-tidak.
"Dulu mah rame yang datang ke sana, seperti ke kampung domba aja gitu," kata Ogi (24) warga Pasir Peuteuy. "Sekarang yang bawa pasangan kesana bisa diusir. Tapi kalau grup motor-motor gede masih ada saja yang kesana," terang Ogi.
Pro-kontra tentang keberadaan kampung domba dan Curugbuang sayup-sayup hingga kini masih terdengar. Ada yang menghujat ada juga yang mendukung. Yang pro berpendapat, jika dikelola dengan baik, berkah alam gunung karang bisa membantu menaikan taraf ekononi masyarakat. Bagi yang kontra sudah jelas, menurut pendapat mereka tempat-tempat wisata seperti itu hanya akan banyak menimbulkan dampak mudhorot bagi masyarakat daripada membawa manfaat. (Ciekek-Cikoneng, April 29, 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H