Mohon tunggu...
janardana 05
janardana 05 Mohon Tunggu... -

Good things come to those who wait ~ I still believe it!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jusuf Kalla Kesleo Lidah?

16 Agustus 2010   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

sumber: vgsiahaya.wordpress.com

Apa jadinya jika teknologi dihubung-hubungkan dengan agama? Tentu dunia akan menjadi ruwet. Orang-orang yang mengagumi wacana Samuel Huntington seperti mendapat pembenaran-pembenaran yang menunjukkan bahwa benturan peradaban islam dan barat itu memang besar kemungkinan ada. Salah satu pemicu yang sedang naik daun adalah mengenai standar waktu universal.

Sudah beredar kabar bahwa Pemerintah Arab Saudi berharap jam Menara Mekkah dapat menggantikan standar waktu ala GMT (Greenwich Mean Time). Sebagaimana diberitakan vivanews.com, mantan Wakil Presiden RI 2004-2009, Muhammad Jusuf Kalla mendukung rencana pemerintah Arab Saudi tersebut. "Tentu kita dukung, apalagi sebagai negara sesama pemerintah Islam. Jadi, enaklah waktu Mekah," katanya saat ditemui di Hotel Four Seasons, Jakarta, Minggu malam 15 Agustus 2010 (vivanews.com). Sebelumnya, tokoh yang sangat mendukung Mekah sebagai pusat waktu dunia menggantikan Greenwich di Inggris adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin.

Bung Handaka telah memberikan sedikit uraian mengenai persoalan penerapan perubahan standar waktu universal disini. Ia tidak mau mengomentari beberapa pendapat pendukung Mekkah sebagai acuan standar waktu universal yang berangkat dari argumen agama, karena hal itu sensitive. Salah satu pendapat yang menghubungkan teknologi dengan agama dapat kita lihat dari pernyataan Jusuf Kalla tersebut.

Banyak pendapat yang kemudian muncul karena pernyataan JK tersebut. Apakah ini yang dinamakan politisasi agama, atau sekedar kesleo lidah? Tentu harus diberi garis tebal bahwa sampai dengan saat ini Indonesia masih merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan Negara agama dan tidak ada pemerintah islam.

Pokok persoalannya sendiri adalah masalah teknologi. Dikotomi teknologi dengan menggunakan agama sebagai alat sudah tidak masanya lagi untuk didengungkan. Seolah-olah ada teknologi islami dan teknologi non islami. Persoalan teknologi selalu kembali pada penggunanya. Apakah mau digunakan secara islami atau tidak, tergantung penggunanya.

Jika dikontekskan dengan wacana standar waktu universal, maka merupakan suatu kemunduran peradaban jika memanfaatkan sentiment agama untuk mempromosikan sebuah temuan teknologi. Temuan ilmiah harus diuji dan dikaji secara ilmiah dan berdasar. Penerapannya pun tidak secara serampangan yang cenderung menisbikan potensi resiko yang muncul.

Sekali lagi, persoalan standar waktu universal bukan persoalan pertempuran peradaban islam-kristen. Bukan persoalan menang dan kalah dalam peradaban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun