Mohon tunggu...
janardana 05
janardana 05 Mohon Tunggu... -

Good things come to those who wait ~ I still believe it!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ariel: Sang Pencari Tuhan

18 Juni 2010   07:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:27 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_170577" align="alignright" width="198" caption="sumber: foto-cowok-seksi.blogspot.com"][/caption]

Saya sebenarnya salah seorang yang sangat mengagumi Ariel. Sayang ada orang kurang kerjaan meng-upload video mesum ke internet dengan pelaku yang sangat mirip Ariel. Benar-benar keji. Seorang pencari Tuhan seperti Ariel mendapatkan ujian yang demikian berat. Ditambah lagi dengan hujaman bertubi-tubi yang menguhubung-hubungkan kontens seks di internet dengan pelaku video mesum yang mirip Ariel tersebut. Sungguh sangat mengerikan kekejian orang yang rela menginjak kepala orang lain untuk mengangkat dirinya sendiri. Menjual keburukan orang lain demi sesuap nasi.

Kekaguman saya pada sosok muda, energik dan kreatif ini bermula dari syair lagu-lagunya yang begitu kontemplatif. Syair yang keluar dari kejeniusan pikiran dan ketajaman mata hati sehingga menghasilkan sebuah karya luar biasa hebat. Jauh melampaui para musisi jamannya yang hanya berkutat masalah pantat padat butuh obat kuat. Ariel bukan hanya seorang seniman, namun juga seorang filsuf sejati yang menjaga kesesuaian pikiran, perasaan, ucapan, tindakan dan perbuatan. Berbeda dengan kebanyakan orang yang lain di bibir lain di hati.

Perbedaan tingkat ilmu ini yang menyulitkan orang untuk membaca sosok Ariel sebagai pencari Tuhan. Ilmu pengalaman spiritual, yang mana masing-masing orang akan senantiasa berbeda dengan orang lain. Kitab yang dibaca mungkin sama, cara beribadahnya pun mungkin sama. Tetapi pengalaman spiritual tetap akan berbeda. Pengalaman yang menunjukkan kedekatan manusia dengan pencipta-Nya.

Itulah salah satu yang tercermin dalam syair-syair lagu Ariel. Seperti cuplikan syair:

…kau telah tinggalkan hati yang terdalam, hingga tiada cinta yang tersisa di jiwa… Ia begitu merasa amat rindu akan sesuatu yang tidak pernah ia temukan. Sesuatu yang hilang dari hatinya. Sesuatu yang membuat dia merasa nyaman, hangat dan berarti sebagai manusia. Sesuatu yang mampu mengusir segala kekosongan dan kesepian. Semua pencariannya itu tertuang dengan istimewa pada lagunya Bintang di Surga yang sekaligus menghantarkannya ke puncak kesuksesan.

Ironis bukan? Di tengah gemerlap segala kesuksesan dan puncak popularitasnya, dia merasakan kesepian yang amat dalam. Dan memang penyakit seperti ini menghinggapi sebagian besar artis-artis maupun selebritis top dunia. Pada titik tertentu, sang bintang memilih bunuh diri sebagai jalan keluar. Sebagai contoh Curt Cobain, sang vokalis band Nirvana, kemudian Lucy Gordon, artis top pada seri Spiderman 3.

Kesepian terutama timbul karena jarak antara panggung dan realitas kehidupan yang semakin melebar menempatkan mereka seperti tahanan dalam dunianya sendiri. Ditambah lagi aksi para wartawan infotaintment yangsemakin hari justeru semakin mengucilkan mereka sebagai manusia biasa seperti pada umumnya. Maka tidak perlu heran jika sebagian besar artis melarikan diri dalam narkoba, seks bebas atau bahkan bunuh diri seperti artis Korsel, Choi Jin Sil yang bunuh diri karena tidak tahan dengan serangan gossip yang terus menerus di internet. Di tempat pelarianlah mereka mendapat kedamaian menjadi diri sendiri, meski hanya sekejap.

Kembali ke video dengan pelaku mirip Ariel, terlepas dari benar atau tidaknya video tersebut, peristiwa ini tidak mengurangi kualitas sesosok Ariel sebagai pencari Tuhan. Ia akan terus mencari dan mencari sampai akhir hayatnya. Mudah-mudahan ia segera menemukan Tuhannya serta berselimut kedamaian pada jalan kebenaran dan hidup. Mari iringi langkahmu dengan lagu Bintang di Surga.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun